Ketidakseimbangan Kekuatan Antara Hamas Dengan Tentara Israel
Ketidakseimbangan Kekuatan Antara Hamas Dengan Tentara Israel

Ketidakseimbangan Kekuatan Antara Hamas Dengan Tentara Israel

Ketidakseimbangan Kekuatan Antara Hamas Dengan Tentara Israel

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Ketidakseimbangan Kekuatan Antara Hamas Dengan Tentara Israel
Ketidakseimbangan Kekuatan Antara Hamas Dengan Tentara Israel

Ketidakseimbangan Kekuatan Antara Hamas Dengan Tentara Israel Yang Sudah Berlangsung Sejak Lama Dan Belum Ada Penyelesaiannya. Israel memiliki salah satu tentara paling modern di dunia yang di lengkapi dengan persenjataan nuklir. Di sisi lain, rakyat Palestina, yang tidak memiliki negara dan tentara reguler, tidak mempunyai banyak hal untuk membela diri. Hal iniah yang menyebabkan Ketidakseimbangan Kekuatan antara konflik dua negara tersebut. Ketika pengadilan kontroversial Israel memerintahkan pengusiran pemilik rumah Palestina di Yerusalem Timur yang di duduki dan memicu protes dan reaksi keras dari otoritas Israel, eskalasi yang terjadi kemudian membuat para pakar bertanya-tanya apakah perang skala penuh akan segera terjadi. Bahkan jika konflik tersebut berkembang menjadi perang besar, hal ini akan menjadi sangat tidak adil jika kita mempertimbangkan kemampuan militer, politik, dan ekonomi masing-masing pihak.

Salah satu Ketidakseimbangan Kekuatan adalah Palestina tidak memiliki angkatan laut, angkatan darat atau angkatan udara. Namun, Palestina memiliki Pasukan Keamanan Nasional. Pasukan ini adalah pasukan keamanan paramiliter dari (PNA). PNA adalah Otoritas Keamanan Palestina. Ini menggabungkan hampir semua Kelompok Keamanan Nasional selain dari Pasukan Keamanan Di Dalam Negeri, Pengawal Untuk Presiden dan Intelijen Umum. Dalam proses perdamaian Israel-Palestina, Israel secara konsisten menuntut agar negara Palestina selalu di demiliterisasi. Para perunding Israel menuntut agar pasukan Israel tetap berada di Tepi Barat, mempertahankan kendali atas wilayah udara Palestina, dan mendiktekan senjata apa saja yang boleh dan tidak boleh di beli oleh pasukan keamanan Palestina. 

Ketidakseimbangan Kekuatan Pasukan Pertahanan

Ketidakseimbangan Kekuatan Pasukan Pertahanan, Israel (IDF) memiliki hampir 170.000 personel militer aktif dan terdapat lebih dari tiga juta pria dan wanita yang tersedia untuk dinas militer. Ini adalah angka yang luar biasa untuk populasi keseluruhan yang hanya berjumlah 9 juta jiwa, dan menunjukkan betapa Israel telah menjadi sangat termiliterisasi. IDF juga memiliki anggaran yang sangat besar, dengan dana sebesar $20,5 miliar menurut perkiraan tahun 2019 dan berada di peringkat ke-15 dalam hal pengeluaran militer secara global.

Di sisi lain, tanpa tentara reguler dan tanpa adanya negara, berbagai gerakan perlawanan Palestina memiliki jumlah anggota yang jauh lebih sedikit bila di bandingkan dengan tentara Israel, yang berjumlah sekitar 30.000 hingga 50.000 tentara. Menurut perkiraan berbeda, Hamas memiliki antara 10.000-20.000 pejuang. Pada tahun 2009, ICG memperkirakan kekuatan Brigade Qassam. Yaitu sayap bersenjata milik Hamas, berjumlah sekitar 7.000 dan 10.000. Namun, perkiraan yang terbaru mengatakan jumlah anggota kelompok Hamas bisa mencapai hampir 40.000 orang. Jihad Islam, kelompok bersenjata lain yang didukung oleh Iran, memiliki jumlah pejuang antara 8.000 – 9.000 orang. Israel juga memiliki sistem pertahanan udara Iron Dome yang efektif untuk melindungi diri dari roket Hamas dan Jihad Islam. Para analis berpendapat bahwa negara tersebut memiliki keunggulan yang tak tertandingi dibandingkan roket Hamas dan Jihad Islam.

Setelah Perjanjian Oslo pada tahun 1993. Jumlah pasukan keamanan Palestina yang terpisah, semuanya berada di bawah kendali eksklusif Presiden Arafat, meningkat pesat. Pada tahun 1996, PA mempunyai lebih dari 35.000 petugas keamanan yang digaji. Arafat memerintah pasukan dengan cara otoriter yang memecah belah, bukan tanpa korupsi dan nepotisme. Selama Intifada Kedua, pada tahun 2002, tentara Israel benar-benar menghancurkan infrastruktur keamanan Palestina, meninggalkan kekosongan keamanan yang segera di isi oleh kelompok-kelompok bersenjata. Pada tahun 2006, sekitar 70% warga Palestina lebih mempercayai kekuatan non-PA, seperti Hamas dan Jihad Islam, di bandingkan pasukan keamanan PA.

Senjata

Tentara Israel memiliki berbagai senjata yang di produksi oleh industri militer dalam negeri, yang merupakan salah satu eksportir terbesar di dunia, yang menjual senjata ke negara-negara seperti Rusia dan Amerika. Banyak negara Eropa juga menjadi klien. Israel secara tersembunyi mengembangkan senjata nuklir, yang tidak di produksi atas Perjanjian Non-Proliferasi (NPT), sebuah perjanjian internasional yang mengatur aturan inventarisasi nuklir dunia. Menurut perkiraan, Angkatan Udara milik Israel setidaknya mempunyai 684 jet tempur, sedangkan negara Palestina tidak mempunyai pesawat tempur sama sekali. Angkatan Udara Israel memiliki 34.000 personel aktif. Dengan 10.000 personel tugas aktif, Angkatan Laut Israel memiliki 4 korvet, 8 kapal rudal, 5 kapal selam, 45 kapal patroli dan 2 kapal pendukung. 

Masyarakat Palestina hanya memiliki sedikit kapal untuk menangkap ikan di Gaza. Meskipun di temukan perbedaan yang besar antara kekuatan militer dari kedua belah pihak, Israel masih terus mengeluh tentang senjata roket yang di miliki Jihad islam dan Hamas. Di sisi lain, Israel memiliki sistem rudal balistik dan jelajah yang canggih dan beragam. Serangan itu tidak hanya bisa menyerang kota-kota di Palestina tapi juga bisa menyerang negara-negara seperti Suriah, Mesir dan Iran.

Sebagian besar perkiraan kekuatan rudal milik Israel menunjukkan bahwa tentara Israel memiliki rudal balistik dengan jarak menengah yang berkemampuan nuklir; rudal jelajah sub-sonik jarak pendek dengan kemampuan canggih seperti penargetan non-line of sight (NLOS) dan kemampuan manuver di tengah penerbangan; dan kemampuan rudal pertahanan yang signifikan. Kata sebuah laporan yang di lakukan oleh NTI, sebuah badan pengawas nuklir. “Jericho-2 di perkirakan memiliki jangkauan 1.500 km dengan muatan 1.000 km, jangkauan yang mencakup seluruh Suriah, Mesir dan Irak, tetapi hanya perbatasan wilayah Iran bagian barat; beberapa pengintai, bagaimanapun menilai roket tersebut memiliki jangkauan 3.500 km, yang bisa menjangkau seluruh bagian Iran.

Pasukan Keamanan Nasional Palestina

Sejak Perjanjian Oslo pada tahun 1993, Pasukan Keamanan Nasional Palestina beroperasi di daerah yang di kuasai PNA. Kemudian, Pada tahun 2003, gerakan-gerakan ini tergabung dalam Badan Keamanan Palestina, yang bertanggungjawab mengenai penegakan hukum secara umum. Perjanjian bilateral antara Israel dan PNA yaitu membatasi jumlah struktur pasukan dan persenjataan. Perjanjian tersebut memberi hak untuk Israel meninjau calon anggota baru dan mereka berhak menolak persetujuan jika mereka rasa perlu. Kemudian, ketika tahun 2007, Pasukan Keamanan Nasional Palestina memiliki anggota yang berjumlah sekitar 42.000 ribu tentara.

Hamas, badan pemerintahan di daerah Gaza, mempunyai sayap militer yang bernama Brigade Izz ad-Din al-Qassam. Kelompok ini di bentuk pada awal tahun 1990an sebagai gerakan perlawanan bersenjata melawan pasukan tentara Israel. Hamas di tuding sebagai organisasi teroris oleh, Amerika Serikat, Israel, Kanada, Uni Eropa, Jepang dan Mesir. Turki, Rusia, Swiss dan Tiongkok tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris. Sayap militer Hamas, Brigade Izz ad-Din al-Qassam, di tuding sebagai gerakan teroris oleh Australia, Inggris dan Selandia Baru. Brigade Izz al-Din al-Qassam adalah bagian integral dari Hamas dan berada di bawah tujuan dan sasaran ideologis Hamas. Namun, mereka memiliki independensi yang cukup besar dan pemimpin mereka sendiri. Hal ini telah memisahkan sayap politik dan militer Hamas. Sehingga membuat para pemimpin Hamas dapat menyangkal tindakan Brigade Izz al-Din al-Qassam.

Pemimpin sayap militer Hamas saat ini adalah Yahya Sinwar. Pasukan tersebut mengatakan bahwa tujuannya adalah “Untuk ikut dalam upaya membebaskan Palestina dan mengembalikan hak-hak masyarakat Palestina berdasarkan Al-Quran, Sunnah dan Nabi Muhammad. Dan tradisi para penguasa dan cendekiawan Muslim yang terkenal karena kesalehan dan dedikasinya.” Sayap militer menganggap diri mereka sebagai kekuatan perlawanan yang sah melawan pasukan pendudukan Israel walaupun masih tidak ada Keseimbangan Kekuatan.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait