Kebutuhan Tidur Dan Kinerja Puncak

Kebutuhan Tidur Dan Kinerja Puncak
Kebutuhan Tidur Dan Kinerja Puncak
Kebutuhan Tidur Dan Kinerja Puncak

Kebutuhan Tidur Dan Kinerja Puncak untuk membantu kita mendapatkan kualitas tidur yang baik bagi kesehatan. Semua orang pasti tidur. Akan tetapi, berapa lama tidur yang di butuhkan untuk dapat segar sepenuhnya dan prima untuk mencapai kinerja puncak? Dan apa konsekuensinya jika kita tidak bisa memenuhi Kebutuhan Tidur kita? Ahli tidur berpendapat bahwa otak manusia mempunyai dua proses yang berlawanan yang menentukan kecerundangan kita untuk tertidur. Proses tersebut adalah dorongan tidur Homeostatis dan proses penyiaga bergantung jam. Kebutuhan Tidur di sebabkan dan di kelola oleh dorongan tidur Homeostatis, yang berarti proses fisiologis yang berjuang untuk memperoleh jumlah tidur yang di perlukan tubuh. Proses ini aktif sepanjang malam dan membuat kita tetap tertidur. Bagi banyak orang, di perlukan paling tidak delapan jam tidur untuk menghasilkan enam belas jam keadaan terjaga terus-menerus. Yang menarik, dorongan tidur Homeostatis tetap bekerja pada siang hari juga karena itu termasuk Kebutuhan Tidur.

Sejalan dengan berlalunya jam-jam terjaga, kebutuhan tidur terus menumpuk, meskipun tidak begitu banyak sehingga mengalahkan keterjagaan. Namun, jika kita tidur terlalu sebentar pada malam sebelumnya dan mempunyai utang tidur, kecenderungan untuk tertidur pada siang hari akan menjadi besar, dan kita mungkin betul-betul tertidur pada waktu yang tidak tepat. Sebaliknya, tidur malam yang cukup akan mengurangi kecenderungan mengantuk pada siang hari.

Keterjagaan di sebabkan dan di kelola oleh proses penyiaga bergantung jam, yang di kontrol oleh jam biologis kita. Jam biologis sebenarnya adalah dua struktur saraf kecil, yang disebut Nuklei Supraciasmatis, yang terletak di pusat otak. Jam ini mengendalikan irama kesiagaan, suhu badan, dan produksi hormon. Irama ini adalah serangkaian perubahan psikologis dan fisiologis yang rumit dan teratur, yang terjadi sekitar setiap dua puluh empat jam. Seperti yang kita ketahui, irama kesiagaan dapat beragam sejak “samar-samar dan lamban” hingga “awas sepenuhnya”, bergantung pada faktor-faktor seperti jam, tempat, dan apa yang kita lakukan saat itu.

Proses Penyiaga Bergantung-Jam Kebutuhan Tidur Manusia

Beberapa percobaan jam biologis Proses Penyiaga Bergantung-Jam Kebutuhan Tidur Manusia yang telah di lakukan dengan subjek penelitian yang secara sukarela mau meluangkan waktu beberapa minggu di sebuah gua atau ruang tanpa jendela. Penelitian ini mengungkapkan dua penemuan yang sangat menarik: (1) jam biologis kita tetap berfungsi meskipun tidak ada petunjuk waktu eksternal seperti sinar matahari siang hari dan kegelapan malam, dan (2) proses penyiaga bergantung-jam tetap aktif, atau berputar, dengan jadwal mendekati 25 jam, bukan 24 jam.

Karena kita hidup dalam lingkungan normal, kita harus menyelaraskan lagi jadwal 25 jam internal kita setiap pagi dengan waktu siang/malam eksternal 24 jam. Penyesuaian kecil sebanyak satu jam setiap hari ini mudah di toleransi oleh tubuh kita dan biasanya terjadi tanpa di sadari. Namun, jika kita mempunyai waktu tidur dan waktu bangun yang sangat berbeda dalam waktu seminggu penuh, atau jika kita pekerja-gilir yang sering bergilir kerja antara jadwal siang dan malam, atau jika kita terbang melintasi zona waktu yang berbeda-beda, jam biologis kita perlu melakukan penyesuaian besar agar dapat sesuai dengan jadwal baru atau lingkungan waktu setempat. Jika tidak, “jam beker” bagi kesiagaan kita akan berbunyi pada waktu yang salah dalam jadwal tidur/jaga kita. Kita akan betul-betul terjaga saat ingin tidur dan mengantuk saat kita ingin terjaga.

Mayoritas Yang Kekurangan Tidur

Banyak orang yang mengatakan bahwa Mayoritas Yang Kekurangan Tidur adalah orang-orang yang hidupnya kurang beruntung. Kita mungkin telah tidur dengan cukup jika kita merasa sepenuhnya awas pada siang hari, tanpa merasa lamban atau lelah hingga waktu tidur malam kita tiba. Banyak orang sibuk salah mengira bahwa mereka orang yang dapat tidur dengan baik karena mereka dapat segera tertidur begitu masuk kamar tidur. Ini sebetulnya merupakan indikasi yang jelas akan adanya kekurangan tidur. Orang yang dapat beristirahat dengan baik memerlukan waktu lima belas hingga dua puluh menit untuk tertidur. Jadi, sangat di sayangkan jika kita membanggakan diri sebagai orang yang makan dengan baik karena kita melahap habis makanan begitu makanan tersebut terhidang di depan kita. Tindakan seperti itu akan menunjukkan bahwa kita kekurangan makan, bukan orang yang makan makanan bergizi. Selain itu, jika kita tertidur begitu kepala menyentuh bantal, kita justru menunjukkan tanda kekurangan tidur yang parah.

Jauh lebih banyak lagi di antara kita yang kekurangan tidur berat, tetapi tetap tidak menyadari pengaruhnya terhadap suasana hati, kinerja, dan tindakan kita. Kita sering menyangka bahwa kita baik-baik saja. Mengapa? Karena kita merasa awas saat kita sibuk melakukan tugas-tugas yang menyenangkan, menantang, menarik, dan cerdas. Akan tetapi, kita langsung merasa mengantuk setelah makan siang, saat duduk di depan televisi, berada di ruang hangat, sedang mendengarkan kuliah, atau menghadiri rapat yang membosankan. Kita salah mengira bahwa rasa kantuk tersebut di sebabkan oleh situasi-situasi di atas dan bukan karena utang tidur yang melatarbelakanginya. Namun, tahukah kamu? Tidak satu pun dari hal-hal di atas yang menyebabkan kantuk. Situasi semacam itu hanya mengungkap kantuk psikologis yang sudah ada di badan kita. Sebenarnya, jika kita cukup tidur, hal-hal seperti ruang hangat dan rapat yang membosankan akan membuat kita bosan, marah, tidak nyaman, dan resah, bukan mengantuk.

Kinerja Puncak Kebutuhan Tidur

Berapa lama tidur yang di perlukan untuk menjadi seimbang, untuk mengalami makna kebahagiaan yang sepenuhnya siap bagi Kinerja Puncak Kebutuhan Tidur? Banyak peneliti sekarang menemukan bukti bahwa kebutuhan tidur alami kita mungkin sebanyak sepuluh jam setiap malam. Orang yang berada dalam kultur yang terbebas dari tuntutan masyarakat industri modern biasanya tidur sebanyak itu. Namun, siapa di antara orang- orang yang selalu tergesa-gesa dan sibuk bersedia mempertimbangkan jadwal tidur semewah itu? Menghabiskan delapan jam untuk tidur saja kelihatannya merupakan cita-cita yang tak mungkin tercapai. Akan tetapi, konsekuensi dari tidur yang kurang ideal dapat mengganggu, atau malah menimbulkan akibat serius. Buatlah jadwal tidur yang teratur dan hindari sesuatu yang membuat kita susah untuk tidur. Misalnya seperti bermain handphone, jika sebelum tidur kita bermain handphone, kemungkinan hal ini dapat membuat kita menjadi susah untuk tidur. Hal ini di sebabkan karena mata kita mengirim sinyal ke otak bahwa apa yang kita lihat sangat menarik.

Tidur sepuluh jam secara operasional di definisikan sebagai kebutuhan kita karena itulah yang sering di perlukan bagi kinerja optimal kita. Energi, kewaspadaan, dan kemampuan untuk memproses informasi secara efektif meningkat semuanya. Demikian juga keterampilan berpikir kreatif dan kreativitas. Meskipun sebagian besar orang dapat berkegiatan secara memuaskan dengan tidur delapan jam, kita tetap saja bukan dalam kondisi terbaik. Selain itu, tak ada batas aman untuk masa-masa kita tidur lebih sebentar dari pada itu, dan ini sering terjadi. Begitu kita kekurangan tidur sejam saja, kita lebih rapuh terhadap kekurangan perhatian, kekeliruan, penyakit dan kecelakaan karena kurangnya Kebutuhan Tidur.

Back To Top