Bahaya Penyakit Tuberkulosis atau TBC, Indonesia Peringkat ke-2 kasus terbanyak se-dunia!

Bahaya Penyakit Tuberkulosis atau TBC
Bahaya Penyakit Tuberkulosis atau TBC
Bahaya Penyakit Tuberkulosis atau TBC, Indonesia Peringkat ke-2

Bahaya Penyakit Tuberkulosis Atau Yang Biasa Kita Sebut TBC, Masih Menjadi Masalah Kesehatan Di Indonesia Dan Memberikan Dampak Negatif. Yang cukup berpengaruh bukan hanya dari segi kesehatan tapi juga ekonomi, sosial, dan budaya. Bahkan pada tahun 2023 ini, Indonesia menyandang status ke-2 paling tinggi kasus TBC setelah India berdasarkan data TB Global Report tahun 2022.

Pemerintah sendiri saat ini sudah berkomitmen dalam eliminasi TBC, ditegaskan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia yaitu bapak Jokowi dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Lalu apa sih sebenarnya penyakit Tuberkulosis itu? Bagaimana gejala, penularan dan pengobatannya? Mari sama-sama kita simak pada ulasan di  bawah ini yaa!

Apa saja gejala jika seseorang terinfeksi kuman TBC dan bagaimana penularannya?

Apakah kamu tahu apa saja gejala penyakit TBC? Apakah kamu pernah mendengar atau mendapat informasi mengenai gejalanya ? Jika belum, yuk mari disimak informasinya karena ini sangat penting jika kita menemui orang yang memiliki gejala tersebut. Beberapa gejala umum TBC adalah batuk lebih dari 2 minggu, demam di malam hari, berkeringat dingin bahkan berkeringat saat tidak ada aktivitas dan di malam hari, sesak napas, mudah lelah, berat badan menurun drastis serta adanya perubahan pada tubuh seperti terlihat kurus dan bungkuk. 

Jika kamu memiliki gejala tersebut, maka kamu perlu waspada. Atau apabila kamu menemui orang dengan gejala tersebut maka kita harus berhati-hati agar tidak terlular. Bahaya Penyakit Tuberkulosis adalah karema kuman mycobacterium, yang ditularkan melalui percikan dahak/ludah penderita TBC yang batuk/bersin dan terhirup oleh orang lain. Kuman ini menyerang tubuh manusia, terutama pada paru. Jadi, TBC  itu bukan penyakit karena gen/turunan, bukan juga di sebabkan oleh kutukan atau bahkan guna-guna. 

Bahaya Penyakit Tuberkulosis, Siapa Saja Yang Lebih Mudah Berisiko Terinfeksi Bakteri TBC ?

TBC tidak menular melalui berhubungan seks, transfusi darah, makanan, air, ataupun gigitan serangga. Seorang yang terinfeksi TBC belu tentu TBC karena beberapa masih memiliki kondisi tubuh yang kuat sehingga tidak menunjukkan gejala. Namun, jika kekebalan tubuh kita kurang baik maka akan mudah tertular kuman TBC. 

Seseorang dapat tertular TBC jika berinteraksi dengan orang yang terinfeksi TBC, kemudian dalam interaksi entah itu seperti bicara, kita terkena percikan bersin atau batuk dan secara tidak langsung penderita mengeluarkan percikan dahak di udara mengandung kuman TBC. 

TBC bisa menularkan siapa saja, bahkan bayi dan anak-anak mempunyai risiko lebih tinggi untuk terinfeksi TBC di bandingkan orang dewasa, karena sistem kekebalan tubuhnya masih belum matang, selain itu juga mudah menularkan kelompok lansia yang sistem kekebalan tubuhnya sudah menurun. 

Apalagi orang  penderita HIV AIDS juga lebih rentan tertular, orang dengan gizi buruk juga orang dengan daya tahan tubuh rendah. Untuk itu, orang yang terinfeksi TBC harus minum obat dengan teratur karena penyakit ini berpotensi mengakibatkan kematian. Sehingga berdampak tidak hanya pada individu, tetapi juga berdampak pada keluarga. Untuk penderitanya sendiri, malah beresiko terhadap kondisi psikologis seperti cemas berlebihan, hilang kepercayaan diri, dan kurang perhatian.

Pengobatan TBC 

Nah, sekarang kita bahas bagaimana pengobatan TBC bisa kamu dapatkan. TBC memang penyakit mematikan tapi bukan berarti tidak bisa sembuh. Pengobatan TBC bisa di dapatkan secara gratis di Puskesmas, klinik, atau rumah sakit. Maka apabila kamu ingin memeriksakan diri, langsung datang saja ke layanan kesehatan terdekat, nanti kamu akan di arahkan untuk memeriksakan sputum atau dahak dan pemeriksaan lainnya. Setelah hasilnya keluar, jika positif kamu akan di berikan obat selama minimal 6 bulan, dan gratis. 

Stigma Masyarakat Mengenai Tuberkulosis

Kalau gratis, jadi ketik datang ke Faskes membawa apa? Nah, kamu cukup membawa data diri saja. Untuk itu, selama pengobatan pastikan kamu mengikuti arahan dari petugas kesehatan dan minum obat secara teratur. Kepatuhan terhadap pengobatan TBC juga sangat penting. Kepatuhan berarti bahwa kita harus mengkonsumsi obat dengan benar, dengan takaran yang benar dan pada waktu yang benar. Jika tidak teratur dan di siplin dalam menggunakan obat TBC, maka nanti tubuh akan resisten terhadap obat tersebut dan akan di tambah dosis lebih banyak dan waktu pengobatan yang lebih lama. 

Biasanya seseorang yang dalam pengobatan TBC di akukan selama enam bulan jika patuh dan di siplin minum obatnya. Pada fase intensif, seseorang dengan TBC mengkonsumsi pil setiap hari, beberapa orang mengalami efek samping obat seperti gatal-gatal, ruam pada kulit, dan lain-lain. Ada juga yang setelah beberapa kali minum obat merasa sudah sehat, dan enggan untuk pakai obat terus-menerus, merasa dirinya sudah baik padahal kuman tersebut belum mati. Jadi, kunci agar dapat sembuh dari TBC adalah patuh dan minum obat secara teratur, tetap dosis, tepat cara dan tepat waktu.

TBC-HIV

Siapa pun dapat terinfeksi TBC, tetapi orang dengan HIV atau ODHIV lebih rentan terhadap infeksi TBC. Orang yang tidak HIV saja bisa menyimpan kuman TBC bertahun-tahun tanpa ada gejala karena kuman tersebut laten di dalam tubuh. Apalagi ODHIV, akan lebih mungkin lebih aktif dan lebih cepat jika pada tubuhnya terdapat kuman TBC. 

Bila tidak di obati, ODHIV dengan TBC 50% akan lebih cepat meninggal dunia , 25% akan sembuh sendiri dan sisa 25% akan tetap sakit dengan TBC menular. Namun ODHIV dengan TBC aktif yang tidak di obati lebih mungkin akan meninggal dalam waktu yang lebih cepat.

Bahaya Penyakit Tuberkulosis yang juga terbilang TBC

Dalam upaya penanggulangan TBC, di butuhkan sosialisasi yang lebih luas kepada masyarakat agar masyarakat memiliki pengetahuan yang baik terhadap informasi penyakit tersebut, baik itu penyebab, gejala, cara penularan dan cara pengobatan yang baik dan benar. Jika masyarakat sudah paham maka sikap dan tindakan masyarakat yang baik akan bisa menjadi dukungan lebih besar dalam upaya penanggulangan TBC secara bersama-sama.

Jika masyarakat memiliki pengetahuan yang baik, akan terbentuk perilaku yang baik. Masyarakat yang sudah  paham kemudian akan menyebarluaskan kepada orang-orang terdekatnya, sehingga akan lebih aware jika menemui kasus tersebut.  Penting juga untuk menanamkan pemahaman bahwa kita tidak harus menjauhi orang dengan TBC, karena TBC tidak akan menularkan kita jika kita paham bagaimana harus berinteraksi dengan pasien TBC. Maka sebaiknya menggunakan masker, berjaga jarak dan mengurangi interaksi yang berpotensi akan menularkan.

Sebagai orang yang terinfeksi TBC juga sebaiknya paham untuk menjaga dirinya agar tidak menularkan kepada orang lain. Gunakan masker, jangan meludah atau membuang dahak sembarangan. Jika paham, maka potensi menularkan akan berkurang. Akhirnya tanpa di sadari sepenuhnya, hal tersebut akan menimbulkan respon yang lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan atau sehubungan informasi upaya pencegahan penyakit TBC di Indonesia bahkan di Dunia.

Pengetahuan masyarakat yang baik tentang informasi pengobatan TBC akan mendukung pengobatan. Yang tepat agar terhindar dari kesalahan penggunaan obat atau bahkan gagalnya pengobatan. Hal ini sering di sebabkan karena masyarakat yang kurang paham. Dan belum cukup pengetahuan tentang apa penyebab penyakit tersebut, gejala dan bagaimana cara pengobatannya. Tentu akan berdampak pada upaya penanggulangan TBC jika pengetahuan pasien tentang obat TBC dengan kepatuhan pasien dalam pelaksanaan pengobatan TBC bisa terlaksana dengan baik.

Setelah membaca artikel ini, di harapkan kamu dapat mengetahui dengan baik dan dapat menyebarluaskan informasi. Ini agar kita bisa bersama-sama menanggulangi di Indonesia dari Bahaya Penyakit Tuberkulosis.

Back To Top