Gunung Marapi Meletus, 11 Pendaki Meninggal Dunia

gunung marapi
gunung marapi
Gunung Marapi Meletus, 11 Pendaki Meninggal Dunia

Gunung Marapi Yang Berada Di Kabupaten Agam Sumatra Barat Meletus Sekitar Pukul 14.53 WIB Pada Minggu, (03/12/2023) Lalu. Dilansir dari Posko PMI Gunung Marapi pada Senin, (04/12) terdapat 75 pendaki yang sedang mendaki gunung tersebut. Terkonfirmasi 49 pendaki sudah turun pada minggu malam dan masih terdapat 26 pendaki yang terjebak erupsi dan masih di belum di temukan. 

Pada Senin (04/12) Kepala Kantor SAR Kota Padang, Abdul Malik mengatakan bahwa telah di temukan 3 pendaki dengan kondisi selamat dan terdapat 11 pendaki di temukan dengan kondisi telah meninggal dunia. Identitas 11 korban meninggal dunia masih dalam tahap pendataan oleh tim SAR Kota Padang. Sementara ini, tim SAR gabungan sedang melakukan pencarian terhadap 12 pendaki lain yang masih belum temukan.

Hingga saat ini masih terjadi erupsi di sekitar Gunung Marapi, Padang, Sumatra Barat. Di lansir dari detikSumut, Basarnas Agam mengatakan bahwa tim SAR gabungan kesulitan dalam mengevakuasi pendaki yang masih terjebak di jalur pendakian. Hal ini di karenakan erupsi yang masih terjadi sampai saat ini sehingga para tim SAR  masih takut untuk melakukan proses pencarian.

Kasi operasional siaga bencana Basarnas Agam, Hendri belum dapat memastikan kondisi para pendaki yang masih terjebak di jalur pendakian. Namun, pihak tim SAR gabungan akan terus mengupayakan proses evakuasi terhadap 12 pendaki tersebut. 

Para pendaki yang sudah berhasil di evakuasi di temukan dengan kondisi luka bakar di tubuhnya. Para korban di bawa ke Rumah Sakit Bukittinggi Kota Padang Panjang untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan yang intensif. Sedangkan sebagian korban letusan gunung ini sudah di bawa oleh keluarganya masing-masing.

Status Gunung Marapi pada saat ini berada dalam level waspada. Masyarakat sekitar di himbau untuk tidak mendekati wilayah rawan erupsi. Masyarakat juga di minta untuk mengenakan topi, kacamata, jaket tebal dan masker karena hujan abu akibat letusan Gunung Marapi.

Respon Cepat Polda Sumbar Tehadap Erupsi 

Adanya bencana erupsi gunung ini langsung di respon cepat oleh Polda Sumatera Barat. Seperti yang kita ketahui, erupsi gunung ini terjadi tanpa adanya pertanda apapun sehingga menyebabkan banyak pendaki yang menjadi korban. Pendirian posko bencana erupsi menjadi salah satu Respon Cepat Polda Sumbar Terhadap Erupsi.

Kepala Bidang Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan mengatakan bahwa posko DIV di dirikan sebagai bentuk respon cepat atas terjadinya erupsi gunung Marapi. Posko ini berada di Kantor Wali Nagari Batu Palano, Kabupaten Agam. Dalam posko ini terdapat layanan pos antemortem dan postmortem. 

Pos antemortem di dirikan untuk melayani kesehatan masyarakat sekitar yang terdampak erupsi gunung tersebut. Pos ini juga sebagai tempat untuk melayani pengaduan korban hilang dan untuk mengetahui status dari korban tersebut. Sedangkan pendirian pos morfem bertujuan guna mengidentifikasi para korban sesuai dengan kecocokan dari keterangan pihak keluarga. 

Tak hanya pendirian posko, Polda Sumbar juga mengirimkan 15 personel gabungan yang dapat bergerak jika di butuhkan. Kepala Bidang Humas Polda Sumbar berharap bahwa posko tersebut dapat bermanfaat oleh masyarakat sekitar yang terdampak erupsi sehingga mendapatkan penanganan yang tepat. 

Berdasarkan data yang di dapatkan, dampak peristiwa erupsi gunung ini tidak hanya sebaran hujan abu vulkanik namun juga di sertai dengan hujan batu. Di lansir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, terdapat 14 dari 16 kecamatan yang terdampak hujan abu dan batu lantaran erupsi yang terjadi pada Minggu (12/03). Hingga saat ini BPBD Kabupaten Agam terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memonitor perkembangan erupsi yang terjadi pada gunung marapi. 

Status Gunung Marapi Level II Atau Waspada

Status Gunung Marapi Level II Atau Waspada sejak tahun 2011 lalu. Hal ini di lansir dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana (PVMBG) mengatakan bahwa gunung ini telah di kenakan status level II atau waspada sejak tahun 2011 silam. Kepala PVMBG menjelaskan bahwa tim nya rutin memberikan laporan terkait aktivitas Gunung Marapi. Namun gunung marapi memang termasuk ke dalam karakateristik gunung yang sulit di prediksi aktivitas vulkaniknya.

Pada Januari 2023 PVMBG melaporkan bahwa terjadi gejala peningkatan aktivitas vulkanik pada gunung ini. Aktivitas vulkanik ini dapat berpotensi menjadi erupsi. Terdapat sedikit peningkatan aktivitas gunung di dekat puncak atau berada di bawah kawah gunung.

Setelah terjadinya erupsi gunung marapi pada Minggu, (03/12) siang, Muhammad Wafid, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM menjelaskan bahwa tercatat erupsi terjadi lagi beberapa kali hingga hari Senin (04/12). Erupsi ini mengeluarkan abu dan juga batuan denga jarak kurang lebih 800 meter di atas puncak. Erupsi abu gunung ini mengarah ke arah barat daya.

Ia menjelaskan bahwa pada saat ini Gunung Marapi berada pada status level II atau waspada. Para masyarakat di himbau agar tidak mendekat pada radius 3 kilometer (km) dari puncak gunung.

Alasan Jalur Pendakian Gunung Marapi Tetap Buka

Meskipun sudah berstatus waspada sejak 2011, ini alasan jalur pendakian Gunung Marapi tetap buka

Berdasarkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat, alasan jalur pendakian Gunung Marapi tetap buka meskipun berstatus waspada adalah lantaran gunung ini telah di nyatakan wasapada sejak Januari 2023 lalu. Karena statusnya yang waspada, terdapat himbauan kepada masyarakat maupun wisatawan di sekitar gunung tidak di perbolehkan melakukan aktivitas pada radius 3 km dari puncak. Tak lama setelah itu, jalur pendakian gunung ini di tutup dan di buka lagipada bulan Juli. 

Pembukaan jalur pendakian gunung ini di buka lantaran BKSDA mendapat dukungan dari pihak sekitar. Tak sedikit stakeholder sekitar mulai dari Pemda Kabupaten Agam, Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar, Basarnas dan beberapa Walinagari mendukung pembukaan jalur pendakian Gunung Marapi pada Juli 2023 lalu. Namun, akhirnya pada Minggu, (03/12) Gunung Marapi erupsi dan menyebabkan banyak pendaki yang menjadi korban jiwa. 

Di bukanya jalur pendakian juga di pertergas dengan syarat-syarat yang berlaku. Kepala BKSDA Sumbar, Dian Indriati menjelaskan bahwa BKSDA memiliki SOP pendakian dengan batasan-batasan tertentu. Oleh karena itu Ia membuka jalur pendakian karena di rasa aman. Dian juga mengatakan bahwa BKSDA juga sudah menyiapkan sejumlah rencana untuk mengatasi hal-hal yang tidak di inginkan saat terjadi situasi darurat, seperti penyiapan posko, rambu-rambu, hingga asuransi. 

Dian Indriati juga menyebutkan, tak hanya Gunung Marapi, sebenarnya banyak gunung lain yang tetap membuka jalur pendakian meski berstatus waspada atau Level II. Ia menyebutkan bahwa banyak gunung lain seperti Gunung Bromo yang membolehkan pendakian asalkan memiliki mitigasi dan adaptasi bencana yang baik. Oleh karena itu Ia menegaskan bahwa pembukaan jalur gunung marapi yang berstatus waspada ini sudah sesuai dengan SOP yang berlaku. 

Dampak dari erupsi gunung ini menyebabkan banyak korban jiwa. Sampai saat ini, masih terdapat 12 pendaki yang masih terjebak di jalur pendakan Gunung Marapi.

Back To Top