Generasi Muda Wajib Terlibat Dalam Transisi Energi

Generasi Muda
Generasi Muda
Generasi Muda Wajib Terlibat Dalam Transisi Energi

Generasi Muda Kali Ini Perlu Untuk Di Libatkan Dengan Adanya Transisi Energi Agar Nantinya Dapat Memastikan Pembangunan Berkelanjutan. IPCC saat ini memang menjadi sorotan penting pada sebuah konteks perubahan iklim. Pemanasan global yang terjadi selama abad terakhir ini, khususnya di akibatkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca. Akibat dari aktivitas manusia tentu menjadi suatu isu yang begitu mendesak. Penekanan pada target suhu 1,5 derajat Celsius yang ada pada Perjanjian Paris menjadi tujuan utamanya adalah untuk menghindari dampak yang lebih serius.

Bertransisi ke energi terbarukan adalah salah satu langkahatau sebuah kunci dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Energi terbarukan seperti matahari, air, angin dan juga biomassa memiliki jejak karbon yang lebih rendah di bandingkan dengan energi fosil. Selain itu, adanya investasi dalam efisiensi energi tentu juga dapat membantu untuk mengurangi permintaan total energi. Langkah-langkah lain yang di perlukan nantinya termasuk pelestarian hutan. Serta adanya pengelolaan lahan yang berkelanjutan, inovasi dalam teknologi yang bisa mendukung pengurangan emisi. Kerjasama internasional serta komitmen dari berbagai sektor, termasuk pemerintah, masyarakat, dan juga bisnis tentunya menjadi kunci untuk mencapai target-target ini.

Pandangan dari Institute for Essential Services Reform (IESR) tentang melibatkan Generasi Muda, terutama orang yang masih muda dan juga anak-anak. Pada proses transisi energi sangat relevan. Anak-anak dan Generasi Muda tentu memiliki peran yang cukup penting dalam menciptakan perubahan positif terkait dengan adanya tantangan perubahan iklim. Berikut beberapa cara di mana mereka dapat berkontribusi pada bidang pendidikan dan Kesadaran. Lalu melakukan aksi Individu seperti mengurangi penggunaan plastik, menghemat energi, dan memilih transportasi ramah lingkungan. Kemudian melakukan pendidikan dan juga penelitian seperti menggunakan teknologi ramah lingkungan. Dan juga melakukan advokasi dan juga partisipasi.

Langkah PLN Pada Transisi Energi Yang Harus Melibatkan Generasi Muda

Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang langsung menyoroti peran kunci PLN dalam sebuah transisi energi Indonesia adalah hal yang sangat penting. Berikut beberapa poin yang dapat di ambil dari pernyataannya :

1. Tanggung jawab PLN yang mana pernyataan Menkeu ini menunjukkan bahwa PLN tentu memiliki tanggung jawab yang besar dalam memimpin transisi energi yang ada di Indonesia. Keberhasilan atau kegagalan transisi ini tentunya di pandang sebagai hasil dari tindakan PLN.

2. Kendala Pendanaan yang saat ini Menkeu sudah mencatat jika pendanaan menjadi sebuah kendala yang paling utama dalam transisi energi. Sumber pendanaan terbesar juga berasal dari sektor swasta, dan untuk menarik investasi maka di perlukan kepastian regulasi dan juga insentif yang sangat jelas.

3. Kendala regulasi terutama terkait dengan adanya pensiun dini pembangkit listrik tenaga batu bara. Telah di akui sebagai hambatan bagi sebuah transisi energi. Menkeu juga telah menekankan perlunya mendapatkan pengakuan internasional tentang pembiayaan untuk pensiun dini di PLTU sebagai pembiayaan hijau atau juga bisa berkelanjutan.

4. Lobi internasional saat ini Menteri Keuangan berencana untuk melakukan lobi di tingkat internasional, khususnya yang ada di forum G20. Maka untuk mengakui pembiayaan pensiun dini PLTU adalah sebagai pembiayaan berkelanjutan. Hal ini dapat membuka pintu untuk lebih banyak pendanaan yang bisa mendukung transisi energi.

5. Peran Global yaitu transisi energi tidak hanya akan menjadi isu nasional, tetapi juga menjadi isu global. Pencapaian target transisi energi di Indonesia dapat didukung dengan adanya pengakuan serta dukungan internasional.

Penting untuk Langkah PLN Pada Transisi Energi Yang Harus Melibatkan Generasi Muda dan juga pemangku kepentingan. Agar terlibat dalam dialog terbuka serta kolaboratif untuk bisa mengatasi kendala ini dan memastikan perencanaan serta implementasi transisi energi yang berkelanjutan di Indonesia.

Target PLN Terhadap Transisi Energi

Saat ini langkah-langkah yang diambil oleh PLN (Persero) agar transisi energi hijau di Indonesia dapat mencakup sejumlah strategi dan juga inisiatif. Berikut beberapa poin utama dari langkahnya :

1. Target Penambahan Pembangkit EBT : PLN tetapkan target untuk penambahan pembangkit berbasis energi baru terbarukan sebesar 21 GW, yang merupakan sebanyak 51,6%. Langkah ini pastinya akan menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan dalam sebuah portofolio energi nasional.

2. Digitalisasi dan Smart Grid : PLN saat ini berupaya untuk meningkatkan efisiensi dan juga responsivitas sistem kelistrikan. Dengan melakukan digitalisasi pembangkit nantinya ada implementasi smart center dari transmisi hingga smart meter. Ini tentu akan penting untuk mengatasi fluktuasi pasokan yang juga terkait dengan sumber energi intermiten seperti matahari dan angin.

3. Self imposed carbon trading : PLN dapat mendorong perdagangan karbon dengan melakukan self-imposed carbon trading. Hal ini pastinya merupakan upaya untuk bisa mengurangi emisi karbon secara internal.

4. Pengurangan Emisi dan juga Penghindaran: PLN sudah mencatat cara untuk mengurangi emisi karbon. Serta penghapusan pembangunan 13,3 GW PLTU baru,

5. Co-firing biomassa : Yang mana PLN sudah melibatkan co-firing biomassa dan rencana mencapai 52 PLTU pada tahun 2025.

6. Dedieselisasi dan Smart Grid : Merupakan program di beberapa pulau dan juga merupakan bagian dari upaya untuk bisa mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan untuk meningkatkan efisiensi distribusi energi.

7. Stimulasi konsumsi EBT : Saat ini PLN sudah merancang program “green energy as a service.

8. Pengembangan infrastruktur kendaraan listrik : yang merupakan untuk memperluas ekosistem kendaraan listrik.

Langkah-langkah ini tentunya menjadi Target PLN Terhadap Transisi Energi. Dan akan mencerminkan komitmen PLN untuk bisa berkontribusi pada transisi energi hijau di Indonesia. Dan tentunya untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dengan adanya diversifikasi sumber energi serta pengurangan emisi karbon.

Pemerintah Rancang Biaya Campuran Untuk Transisi Energi

Inisiatif Indonesia dalam mengatasi tantangan pada perubahan iklim dan juga mencapai target netralitas karbon pada tahun 2060 mendatang. Atau lebih cepat melibatkan Kementerian Keuangan dalam upaya negosiasi internasional. Pemerintah Rancang Biaya Campuran Untuk Transisi Energi dan mekanisme yang telah diambil mencakup :

1. Energy Transition Mechanism (ETM): Indonesia sudah membentuk ETM sebagai mekanisme untuk bisa membiayai transisi energi. ETM ini telah menggunakan mekanisme blended finance, yang mana mencampurkan sumber pendanaan dari sektor publik dan juga swasta untuk mendukung proyek energi terbarukan dan juga mempercepat pensiun PLTU batu bara.

2. Country Platform ETM: Indonesia sudah merencanakan acara pembentukan Country Platform ETM sebagai bagian dari upaya untuk bisa menciptakan pembiayaan infrastruktur yang lebih berkelanjutan, inklusif, resilien, dan juga transparan.

3. Mobilisasi Dana dari Mitra Internasional: Indonesia juga aktif mengajukan negosiasi internasional. Hal ini untuk mendapatkan dukungan global dalam penurunan emisi karbon. Ini tentu akan mencakup partisipasi dalam berbagai forum dan juga inisiatif yang bertujuan untuk mendukung adanya transisi energi yang berlanjutan.

4. Penerbitan Obligasi Hijau dan Sukuk: Indonesia sejak tahun 2018 telah menerbitkan obligasi hijau senilai 3,3 miliar dan juga sukuk berbasis syariah untuk mendukung proyek yang berkelanjutan. Penerbitan ini telah berhasil mobilisasi dana signifikan untuk mendukung agenda pembangunan yang berkelanjutan.

Melalui langkah yang di sebutkan pastinya Indonesia berusaha menciptakan kerangka kerja yang bisa mendukung transisi energi dengan dana 5 miliar menuju sumber energi yang lebih bersih dan juga berkelanjutan. Dan yang pasti sejalan dengan komitmen global untuk mengatasi perubahan iklim untuk Generasi Muda.

Back To Top