Alun-Alun Kidul Jogja Tak Pernah Sepi Pengunjung

alun alun kidul
alun alun kidul
Alun-Alun Kidul Jogja Tak Pernah Sepi Pengunjung

Alun-Alun Kidul Jogja Tak Pernah Sepi Pengunjung, Setiap Harinya Ramai Di Datangi Wisatawan Maupun Warga Lokal. Spot wisata satu ini selalu saja ramai di kunjungi para wisatawan maupun warga asli Jogja. Bahkan tak jarang di jumpai sepanjang jalan alun-alun ini selalu macet. 

Hamparan tanah luas dengan sedikit rerumputan ini merupakan salah satu tempat untuk melepas penat setelah beraktivitas seharian. Banyak warga lokal atau masyarakat sekitar yang sering mengunjunginya. Hal ini di karenakan tempat ini menjadi tempat yang bagus untuk bersantai sembari menghabiskan waktu sore. 

Salah satu ikon Kota Jogja ini mempunyai daya tarik tersendiri di mata wisatawan. Rasanya ke jogja nggak afdol kalau nggak mampir ke lapangan ini. Tentunya di sini kamu dapat menikmati sore sembari dengan menyaksikan ramainya kota jogja.

Di lansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, alun-alun berarti sebuah tanah lapang berukuran luas yang berada di muka keraton atau kediaman resmi bupati. Faktanya alun-alun kidul merupakan hamparan tanah lapang yang terletak di dekat keraton Yogyakarta. 

Banyak yang menyebutnya dengan nama alun-alun selatan, yang mana selatan merupakan terjemahan dari kidul. Setiap harinya alun-alun ini selalu ramai pengunjung. Biasanya pengunjung berdatangan pada waktu sore hingga malam hari. Oh iya FYI alun-alun ini buka 24 jam. Jadi kamu bisa kesini kapan aja baik pagi, sore, maupun malam. 

Jogja merupakan kota yang terkenal dengan adat dan budayanya. Di kota ini kamu akan menemukan berbagai peninggalan budaya jawa. Warganya pun terkenal dengan keramahan dan menjunjung tinggi sopan santun.

Pastinya akan seru berlibur mengelilingi alun-alun bersama teman-temanmu. Kamu nggak perlu khawatir, terdapat banyak keseruan yang akan kamu dapatkan jika berlibur kesini. Tentunya kamu dan temanmu akan mendapatkan momen yang tak terlupakan.

Siapa disini yang penasaran dengan sejarah awal mula adanya alun-alun ini? Berikut ini merupakan sejarah terciptanya alun-alun kidul.

Napak Tilas Sejarah Alun-Alun Kidul

Pastinya kamu penasaran bagaimana awal mula adanya alun-alun ini. Napak tilas sejarah alun-alun kidul ini terletak di depan keraton Yogyakarta. Dahulu, alun-alun ini di bangun pada saat masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I yaitu pada tahun 1755 – 1792.

Pada saat itu, alun-alun ini di fungsikan sebagai tempat mengadakan beragam aktivitas keraton salah satunya adalah sebagai tempat latihan prajurit untuk persiapan upacara grebeg. 

Di tengah alun-alun kidul terdapat 2 pohon beringin yang hingga saat ini masih berada disana. Pohon beringin kembar ini membuat kawasan ini menjadi angker dan sepi. Selain pohon beringin, terdapat juga pohon kweni, pohon pakel, dan pohon gayam di sekitar lapangan atau alun-alun ini. Pohon tersebut masih di rawat dan di biarkan pada tempatnya. Kepercayaan warga sekitar bahwa deretan pohon-pohon tersebut memiliki simbol keamanan, keteduhan, dan ketentraman bagi masyarakat Jogja.

Selain pohon yang masih di pertahankan, untuk pintu akses menuju ke alun-alun ini juga masih sama seperti zaman dahulu. Terdapat 7 buah akses sebagai pintu keluar masuk menuju alun-alun kidul. 

Ke 7 jalan tersebut di antaranya adalah jalan pamengkang. Deretan jalan di sisi selatan adalah jalan plengkung gading, di sisi timur adalah jalan langenarjan dan jalan langenastran, dan di sisi barat ada jalan patehan dan jalan ngadisuryan. 

Dahulu pada saat keraton masih berfungsi, terdapat 3 tiang di sudut alun-alun yang berfungsi sebagai tempat untuk mengikat gajah milik raja kerajaan. Gajah ini masih di abadikan di kandang dan di keluarkan pada setiap upacara grebeg di lakukan. 

Di sisi utara alun-alun kidul, terdapat Siti Hinggil yang di depannya terdapat deretan ubin. Deretan ubin ini di gunakan sebagai tempat menyaksikan latihan prajurit oleh raja kerajaan. 

Oleh karena itu, alun-alun kidul menjadi destinasi wisata ikonik dari kota jogja. Kini, alun-alun ini menjadi tempat wisata yang tak pernah sepi pengunjung. 

Mitos Pohon Beringin Kembar Yang Berada Di Tengah Alun-Alun

Mitos pohon beringin kembar yang berada di tengah alun-alun pastinya sudah terdengar sampai di telinga kamu. Pohon beringin kembar ini tentunya menjadi daya tarik tersendiri dari alun-alun ini. Tak sedikit para wisatawan yang datang kesini untuk melakukannya. 

Pohon beringin kembar ini memilki mitos bahwa siapapun yang dengan mata tertutup berhasil berjalan di antara dua pohon beringin ini maka akan di kabulkan keinginanya.

Jika di lihat, untuk melewati kedua pohon beringin ini tentu hal yang mudah. Namun faktanya tak banyak yang bisa berhasil berjalan di antara kedua pohon kembar ini. Beberapa pengunjung yang mencobanya malah berjalan ke arah yang lain.

Namun pastinya ada juga pengunjung yang berhasil melewati kedua pohon beringin kembar ini. Tak sedikit pengunjung yang gagal lalu mencobanya kembali bahkan berulang kali sampai berhasil. Ritual ini di kenal dengan nama tradisi masangin oleh masyarakat sekitar Jogja. 

Konon, tradisi masangin merupakan tradisi yang di lakukan oleh warga keraton pada saat topo bisu. Tradisi topo bisu ini di lakukan setiap malam 1 suro. Para prajurit dan abdi dalem lengkap dengan pakaian adat jawanya akan mengelilingi benteng tanpa mengucapkan satu katapun. 

Tradisi topo bisu di mulai dari halaman depan keraton yang berjalan menuju pelataran alun-alun. Setelah berada di alun-alun mereka berjalan melewati kedua pohon tersebut. Konon ritual ini di percaya untuk mendapatkan berkah dan memohon perlindungan dari berbagai serangan. 

Nah tradisi ini yang terbawa hingga sekarang. Mitos masangin menjadi yang berkembang sekarang merupakan kepercayaan orang zaman dahulu. Yang mana jika kamu berhasil melewati kedua pohon kembar tersebut dengan mata tertutup maka akan di kabulkan  hajat dan keinginanmu. 

Bagaimana seru kan? Pastinya kamu penasaran dan ingin mencobanya sekarang. 

Tak Kalah Dengan Adat dan Budayanya, Ini Daya Tarik Alun-Alun Kidul Yang Lain

Tak kalah dengan adat dan budayanya, ini daya tarik alun-alun kidul yang lain yang pastinya akan membuat kamu semakin tertarik untuk datang kesini. Jogja merupakan kota yang masih kental adat dan budayanya. Terdapat bangunan-bangunan zaman dahulu yang hingga kini masih di lestarikan. Beberapa di abadikan dan di jadikan sebagai tempat wisata. 

Nah jika berwisata ke jogja pastinya kamu harus menyempatkan ke alun-alun kidul. Tak hanya menyajikan budaya saja, tentu alun-alun ini juga memiliki daya tarik yang lain. Disini kamu dapat menemukan berbagai kuliner yang beragam. Kamu dapat menikmati sore dengan jejeran street food yang ada mengelilingi alun-alun ini.

Nggak usah cemas, harga kuliner disini nggak bikin kantongmu bolong kok. Street food di alkid berkisar antara 5.000 sampai 30.000 saja. Kamu juga nggak perlu membayar tiket masuk, cukup membayar parkir saja 2.000 untuk kendaraan roda dua dan 5.000 untuk kendaraan roda empat.

Pastinya kamu semakin nggak sabar untuk mengunjungi alun-alun kidul.

Back To Top