Bandara
Bandara Sanaa Diserang, Bagaimana Nasib Jemaah Haji Yaman?

Bandara Sanaa Diserang, Bagaimana Nasib Jemaah Haji Yaman?

Bandara Sanaa Diserang, Bagaimana Nasib Jemaah Haji Yaman?

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Bandara Sanaa Diserang, Bagaimana Nasib Jemaah Haji Yaman?

Bandara Sanaa Diserang Hal Ini Mengakibatkan Ribuan Jamaah Haji Asal Yaman Pupus Harapan Di Karenakan Serangan Udara Yang Terjadi. Serangan yang di duga di lakukan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi itu menghantam sejumlah infrastruktur vital bandara, memicu kekhawatiran luas terkait kelangsungan penerbangan haji yang sudah dijadwalkan dalam beberapa hari ke depan.

Menurut laporan dari Kantor Berita SABA yang di kelola Houthi, beberapa fasilitas penting seperti terminal keberangkatan dan landasan pacu mengalami kerusakan. “Ini adalah pukulan telak bagi rakyat Yaman, terutama para calon jemaah haji yang telah menanti selama bertahun-tahun untuk bisa menunaikan ibadah suci ini,” ujar pejabat dari Kementerian Transportasi Yaman yang berbasis di Sanaa.

Situasi Kemanusiaan Memburuk

Yaman, yang telah dilanda perang saudara sejak 2015, menghadapi tantangan besar dalam memberangkatkan jemaah hajinya ke Arab Saudi. Bandara Sanaa merupakan satu-satunya pintu gerbang utama di wilayah utara Yaman yang di kuasai kelompok Houthi. Meski sempat di buka kembali untuk penerbangan terbatas dalam kerangka kesepakatan kemanusiaan PBB, kini akses itu kembali terancam tertutup.

“Penerbangan untuk jemaah haji di jadwalkan di mulai pekan ini. Namun serangan ini membuat semua rencana menjadi tidak pasti,” kata Ahmed Al-Mutawakkil, perwakilan Lembaga Haji dan Umrah Yaman. Ia menyebut bahwa lebih dari 10.000 jemaah asal utara Yaman telah mendaftar dan sebagian besar di antaranya sudah menyelesaikan proses administratif serta medis Bandara.

Hingga berita ini di turunkan, otoritas Arab Saudi belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait serangan tersebut, maupun kepastian apakah mereka akan tetap mengizinkan jemaah dari wilayah Houthi untuk masuk ke wilayah Kerajaan. Sejumlah analis menilai bahwa serangan ini bisa berdampak negatif terhadap upaya diplomatik yang belakangan mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan antara Riyadh dan Sanaa Bandara.

Sebagian Besar Warganet Indonesia Mengungkapkan Keprihatinan

Berita tentang serangan terhadap Bandara Internasional Sanaa, Yaman, yang mengancam keberangkatan jemaah haji dari negara tersebut, turut menyita perhatian warganet Indonesia. Di berbagai platform media sosial seperti X (Twitter), Instagram, dan Facebook, ribuan komentar bermunculan sebagai wujud empati terhadap penderitaan rakyat Yaman, khususnya para calon jemaah haji yang terancam gagal berangkat ke Tanah Suci.

Sebagian Besar Warganet Indonesia Mengungkapkan Keprihatinan mendalam atas kondisi kemanusiaan yang terus memburuk di Yaman. Banyak yang menyuarakan harapan agar konflik segera di akhiri demi kepentingan umat, terlebih menjelang musim haji yang seharusnya menjadi momen spiritual dan penuh kedamaian. “Ibadah haji adalah hak setiap Muslim. Tak seharusnya di korbankan karena perang,” tulis seorang pengguna X dengan tagar #PrayForYemen.

Warganet juga mengkritik keras tindakan militer yang menyasar infrastruktur sipil seperti bandara. Mereka mempertanyakan moralitas dari serangan tersebut, terutama karena dampaknya di rasakan langsung oleh warga sipil yang sama sekali tidak terlibat dalam konflik. “Menyerang bandara saat musim haji? Ini tidak hanya kejam, tapi juga mencederai nilai kemanusiaan,” komentar seorang pengguna Instagram.

Selain menunjukkan empati, ada pula warganet yang membandingkan situasi ini dengan pengalaman Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim yang rutin mengirimkan jemaah haji dalam jumlah besar. “Bayangkan kalau kita tidak bisa berangkat haji karena bandara d iserang. Pasti marah dan sedih luar biasa. Kami turut berduka untuk saudara-saudara kita di Yaman,” ujar akun lainnya.

Beberapa pengguna juga menyerukan kepada pemerintah Indonesia dan organisasi internasional seperti OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) agar lebih vokal mendorong gencatan senjata demi kelancaran ibadah haji. Mereka percaya di plomasi dan tekanan internasional masih bisa membuka ruang negosiasi antarpihak yang bertikai.

Ribuan Calon Jemaah Haji Asal Yaman Kini Berada Dalam Ketidakpastian Setelah Serangan Udara Menghantam Bandara Internasional Sanaa

Ribuan Calon Jemaah Haji Asal Yaman Kini Berada Dalam Ketidakpastian Setelah Serangan Udara Menghantam Bandara Internasional Sanaa, satu-satunya bandara yang selama ini menjadi jalur utama pemberangkatan haji dari wilayah utara Yaman. Banyak dari mereka sudah bersiap lahir dan batin, bahkan sebagian telah menjual aset atau berutang demi bisa menunaikan ibadah haji tahun ini. Namun harapan itu kini tergantung pada perkembangan situasi yang serba tak pasti.

Di beberapa wilayah seperti Sanaa, Sa’dah, dan Hajjah, para jemaah mengaku pasrah, namun tetap berharap ada solusi cepat dari pihak berwenang maupun komunitas internasional. Sebagian dari mereka sudah menyelesaikan seluruh proses persiapan administratif, mulai dari dokumen perjalanan, vaksinasi, hingga pelatihan manasik. Serangan terhadap bandara membuat mereka kembali dalam kondisi menunggu. Sesuatu yang cukup menyakitkan setelah bertahun-tahun tertunda akibat perang dan pembatasan perjalanan.

“Setiap tahun saya mendaftar, tapi gagal karena perang. Tahun ini saya akhirnya terpilih, tapi bandara di serang. Apakah ini ujian lain dari Allah?” kata Abu Marwan, seorang calon jemaah berusia 63 tahun dari Provinsi Amran. Kisah serupa juga terdengar dari perempuan lansia dan jemaah lain yang berasal dari daerah pegunungan. Yang perjalanan menuju bandara saja sudah sangat sulit, apalagi harus memikirkan alternatif jalur penerbangan ke wilayah selatan.

Pemerintah Yaman yang berbasis di Aden, serta organisasi haji dan umrah lokal. Di kabarkan tengah mempertimbangkan pemindahan jemaah ke Bandara Aden atau Bandara Seiyun di Hadramaut. Namun solusi ini bukan tanpa kendala. Selain jarak yang sangat jauh—berjam-jam perjalanan melalui wilayah konflik. Fasilitas transportasi, logistik, dan keamanan di sepanjang rute belum bisa di jamin sepenuhnya. Selain itu, biaya tambahan yang harus di tanggung jemaah menjadi perhatian tersendiri.

Hingga Saat Ini, Otoritas Di Riyadh Belum Mengeluarkan Keterangan Terkait Insiden Tersebut

Di tengah eskalasi ketegangan yang terjadi akibat serangan udara terhadap Bandara Internasional Sanaa. Publik internasional masih menantikan pernyataan resmi dari Pemerintah Arab Saudi. Hingga Saat Ini, Otoritas Di Riyadh Belum Mengeluarkan Keterangan Terkait Insiden Tersebut, terutama mengenai dampaknya terhadap proses pemberangkatan jemaah haji asal Yaman.

Sebagai tuan rumah pelaksanaan ibadah haji dan penjaga dua kota suci, Mekkah dan Madinah. Sikap Arab Saudi memiliki bobot strategis, baik secara spiritual maupun geopolitik. Setiap tahun, Kerajaan Saudi mengoordinasikan kedatangan jutaan jemaah dari seluruh dunia. Termasuk dari negara-negara yang tengah berkonflik seperti Yaman, Suriah, hingga Palestina. Oleh karena itu, di amnya pemerintah Saudi di tengah krisis kemanusiaan yang. Berpotensi menghalangi ribuan umat Muslim Yaman untuk berhaji, menimbulkan tanda tanya besar.

Beberapa analis menilai, Arab Saudi berada dalam posisi di plomatik yang kompleks. Di satu sisi, kerajaan tersebut berkepentingan menjaga kelancaran pelaksanaan haji dan citra sebagai pemimpin dunia Islam. Di sisi lain, hubungan Riyadh dengan kelompok Houthi. Yang menguasai Sanaa masih tegang, meski sejumlah upaya perdamaian pernah di lakukan di masa lalu. Memberikan akses haji melalui wilayah yang di kuasai Houthi bisa di persepsikan sebagai bentuk legitimasi politik. Sesuatu yang masih menjadi di lema. “Ketidakjelasan posisi Saudi hanya memperpanjang penderitaan jemaah yang telah menanti selama bertahun-tahun,”. Ujar perwakilan Human Rights Watch dalam pernyataan tertulis Bandara.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait