
Timnas Italia Hajar Estonia 5 Gol Di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Timnas Italia Hajar Estonia 5 Gol Di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Timnas Italia Akhirnya Menunjukkan Tajinya Di Bawah Komando Pelatih Baru Gennaro Gattuso Dan Berhasil Taklukan Estonia 5-0. Bermain di Stadio di Bergamo pada Jumat malam (5/9), Gli Azzurri tampil mengesankan dengan menghajar Estonia 5-0 dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup I. Kemenangan ini menjadi titik balik penting setelah sebelumnya Italia menelan kekalahan pahit 0-3 dari Norwegia. Meski mendominasi sejak menit pertama, Italia harus bersabar hingga babak kedua untuk membuka keran gol. Pertahanan di siplin Estonia yang di kawal Karl Hein di bawah mistar membuat peluang-peluang Azzurri terbuang sia-sia di paruh pertama. Namun, perubahan tempo permainan di babak kedua membuahkan hasil manis.
Moise Kean memecah kebuntuan pada menit ke-58 setelah memanfaatkan umpan matang dari sisi kanan. Tak butuh waktu lama, Mateo Retegui menggandakan keunggulan lewat finishing klinis di menit ke-69. Tiga menit berselang, Giacomo Raspadori turut mencatatkan namanya di papan skor, membuat skor menjadi 3-0. Italia yang kian percaya diri terus menggempur pertahanan Estonia. Retegui kembali menunjukkan ketajamannya dengan mencetak gol kedua di menit ke-89, sebelum Alessandro Bastoni menutup pesta gol lewat sundulan di masa injury time Timnas Italia.
Bagi Gattuso, hasil ini menjadi awal sempurna dalam debut resminya bersama tim nasional Italia. Agresivitas dan mental juang yang ia tanamkan terlihat jelas di lapangan, terutama pada babak kedua ketika Azzurri benar-benar tampil menekan tanpa memberi ruang bagi Estonia. Di klasemen Grup I, kemenangan ini mengangkat Italia ke posisi ketiga dengan enam poin dari tiga pertandingan. Mereka masih berada di bawah Norwegia dan Israel, namun peluang untuk mengejar sangat terbuka lebar Timnas Italia.
Di Media Sosial, Euforia Jelas Terlihat
Kemenangan Italia atas Estonia dengan skor 5-0 pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 menghadirkan gelombang optimisme baru di kalangan tifosi. Para fans yang sempat kecewa setelah kekalahan menyakitkan dari Norwegia kini kembali tersenyum lebar. Bagi mereka, performa impresif di Bergamo adalah bukti bahwa Gli Azzurri masih punya kekuatan besar untuk bersaing di level tertinggi.
Di Media Sosial, Euforia Jelas Terlihat. Banyak pendukung yang memuji keputusan federasi menunjuk Gennaro Gattuso sebagai pelatih baru. Mereka menilai karakter Gattuso yang keras, penuh determinasi, dan berapi-api sudah mulai tercermin pada gaya bermain tim. Babak kedua, di mana Italia tampil agresif dan mencetak lima gol, di sebut sebagai gambaran nyata “roh Gattuso” yang mulai menyatu dengan tim nasional.
Nama-nama seperti Mateo Retegui dan Moise Kean juga mendapat sorotan positif. Retegui yang mencetak dua gol langsung dijuluki sebagai striker yang bisa diandalkan dalam momen krusial. Sementara Kean, yang sempat di ragukan konsistensinya, di apresiasi karena mampu membuka jalan kemenangan dengan gol penting di menit ke-58. Tak ketinggalan, Bastoni juga di puji karena menunjukkan bahwa bek Italia tidak hanya tangguh dalam bertahan, tetapi juga berbahaya saat membantu serangan.
Bagi fans, kemenangan besar ini bukan sekadar soal skor, tetapi juga soal kepercayaan diri. Italia dalam beberapa tahun terakhir kerap di kritik karena tampil tidak konsisten, terutama di ajang kualifikasi. Kekalahan dari Norwegia sebelumnya menimbulkan rasa pesimis, namun hasil melawan Estonia seakan meniupkan angin segar. Banyak pendukung menilai tim ini sedang berada di jalur yang benar, dan kemenangan tersebut bisa menjadi fondasi untuk meraih tiket ke Piala Dunia 2026. Di sisi lain, tifosi juga masih memberikan catatan.
Kemenangan Telak Timnas Italia Atas Estonia Tidak Terjadi Begitu Saja
Kemenangan Telak Timnas Italia Atas Estonia Tidak Terjadi Begitu Saja. Di bawah arahan Gennaro Gattuso, Gli Azzurri memainkan sepak bola yang disiplin, sabar, namun tetap agresif. Strategi yang di terapkan terbukti efektif, terutama ketika laga memasuki babak kedua. Italia memulai pertandingan dengan formasi dasar 4-3-3, namun struktur ini sangat cair. Fullback di berikan kebebasan untuk naik membantu serangan, sementara gelandang bertugas menjaga ritme permainan. Dengan kombinasi ini, Italia mampu mendominasi penguasaan bola sejak menit pertama. Estonia di paksa bertahan rapat dan hanya sesekali mengandalkan serangan balik.
Meski mendominasi, Italia tidak gegabah. Babak pertama menjadi bukti bagaimana Azzurri terus menggempur namun tetap menjaga organisasi. Umpan-umpan pendek dan pergantian arah serangan ke sisi sayap kerap di lakukan untuk mencari celah di lini belakang Estonia. Strategi ini memang membuat skor 0-0 di paruh pertama, tetapi kelelahan fisik Estonia terlihat jelas memasuki 45 menit kedua.
Instruksi Gattuso saat jeda tampak mengubah permainan. Italia meningkatkan intensitas pressing begitu kehilangan bola, sehingga Estonia tidak pernah benar-benar bisa bernapas. Tekanan tinggi inilah yang akhirnya membuka banyak ruang bagi penyerang Italia. Gol Moise Kean di menit ke-58 menjadi titik balik yang membuat Estonia kehilangan fokus. Italia tidak hanya mengandalkan satu tipe penyerang. Retegui, dengan gaya nomor 9 klasiknya, di gunakan sebagai target man yang siap menyelesaikan peluang di kotak penalti. Sementara itu, Raspadori dan Kean lebih dinamis dengan pergerakan melebar untuk menarik bek lawan. Kombinasi ini membuat lini belakang Estonia kesulitan menjaga kedisiplinan. Trio gelandang bekerja keras tidak hanya dalam distribusi bola, tetapi juga dalam menjaga transisi bertahan.
Italia Tidak Boleh Lagi Mengulangi Kesalahan Masa Lalu
Italia kembali menunjukkan tanda-tanda kebangkitan setelah kemenangan telak 5-0 atas Estonia di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Namun, perjalanan untuk menjadi juara dunia bukanlah perkara mudah. Gli Azzurri masih harus melewati proses panjang dengan persiapan matang, baik dari segi teknis, mental, maupun manajemen tim. Lantas, apa yang perlu di lakukan Italia agar bisa benar-benar mengangkat trofi di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko nanti?
Langkah pertama yang harus di pastikan adalah lolos mulus dari babak kualifikasi. Italia Tidak Boleh Lagi Mengulangi Kesalahan Masa Lalu, seperti gagal tampil di Piala Dunia 2018 dan 2022. Setiap laga grup harus di perlakukan dengan mental final. Konsistensi inilah yang akan membangun kepercayaan diri sekaligus fondasi permainan menuju turnamen besar. Italia saat ini memiliki kombinasi pemain muda berbakat seperti Raspadori, Retegui, dan Tonali, serta sosok berpengalaman seperti Donnarumma, Barella, dan Bastoni. Tantangan bagi Gattuso adalah menemukan keseimbangan yang tepat. Pemain muda perlu di beri panggung, sementara pemain senior berfungsi sebagai penopang mental tim. Harmoni dua generasi ini bisa menjadi senjata utama Italia.
Gattuso di kenal dengan gaya bermain penuh determinasi dan pressing tinggi. Namun, untuk bersaing dengan tim-tim top dunia seperti Brasil, Prancis, dan Argentina, Italia membutuhkan taktik yang lebih fleksibel. Mereka harus mampu menyesuaikan diri: agresif saat melawan tim yang lebih lemah, tetapi juga solid dan sabar menghadapi tim kuat. Identitas yang jelas antara “catenaccio modern” dan permainan proaktif akan menentukan daya saing Azzurri. Sejarah menunjukkan bahwa Italia kerap berjaya ketika mampu mengandalkan mental juara. Kemenangan di Euro 2020 adalah bukti. Untuk 2026, aspek mental ini harus di asah sejak sekarang. Kemenangan besar atas Estonia bisa menjadi awal, tetapi ujian sesungguhnya datang ketika menghadapi laga hidup-mati di turnamen Timnas Italia.