Panorama Bromo Akibat Kebakaran Dapatkan Dampak Negatif

Panorama Bromo
Panorama Bromo Akibat Kebakaran Munculkan Dampak Negatif

Panorama Bromo Meskipun Menawarkan Pemandangan Yang Memukau Dengan Rumput Baru Yang Hijau Tapi Ada Dampak Negatif Yang Terjadi. Salah satu dampaknya adalah kerusakan lingkungan akibat kebakaran. Kebakaran dapat menghancurkan vegetasi dan mengganggu ekosistem alami. Selain itu, kebakaran juga dapat menyebabkan polusi udara akibat asap yang di hasilkan.

Dampak lainnya adalah hilangnya habitat bagi hewan-hewan yang tinggal di sekitar area tersebut. Contoh-contoh dampak negatif ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsekuensi dari kebakaran di Panorama Bromo. Kebakaran terjadi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) pada 6-16 September 2021. Penyebabnya adalah wisatawan yang menyalakan api untuk foto prewedding di padang savana yang kering.

Pada padang savana Bukit Teletubbies Bromo, terjadi kebakaran yang sulit untuk di padamkan. Percikan api menyambar rerumputan di sekitar area tersebut dan api terus membara selama berhari-hari. Upaya pemadaman yang di lakukan tidak berhasil menghentikan kebakaran ini. Kejadian ini menunjukkan betapa sulitnya mengendalikan api di lingkungan yang kering dan rentan terhadap kebakaran. Di mana api dapat dengan cepat meluas dan sulit untuk di kendalikan.

Panorama Bromo yang semula terbakar kini kembali hijau dengan pertumbuhan rerumputan baru. Meskipun banyak yang menganggap ini sebagai dampak positif dari kebakaran, sebenarnya ada juga dampak yang tidak di inginkan dari kejadian tersebut. Kebakaran dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem dan habitat alami, serta mengancam keberlangsungan hidup flora dan fauna di sekitar Bromo. Selain itu, kebakaran juga dapat menghasilkan asap dan polusi udara yang berdampak negatif pada kesehatan manusia dan lingkungan sekitarnya.

Penting untuk memahami bahwa meskipun ada beberapa efek positif yang muncul setelah kebakaran, dampak negatifnya juga perlu di perhatikan dan diatasi. Contoh-contoh dampak negatif yang mungkin terjadi adalah penurunan kualitas udara, kerusakan ekosistem, dan ancaman terhadap keanekaragaman hayati.

Panorama Bromo Munculkan Dampak Negatif

Kita memasuki pembahasan mengenai Panorama Bromo Munculkan Dampak Negatif, jadi kami harap kalian bisa simak penjelasan, agar kalian bisa tahu apa saja dampak-dampak nya. Ini lah pembahasan kami mengenai hal tersebut:

Ancaman Hilangnya Ekosistem

Salah satu faktor yang paling berpengaruh terkait kebakaran adalah ancaman hilangnya ekosistem. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) selaku pemelihara dan pengawas TNBTS menyebutkan, ancaman tersebut mungkin saja terjadi di balik keindahan yang ada saat ini. Karena kita tidak tahu apakah ekosistem setelah kebakaran akan tetap sama dengan ekosistem sebelum kebakaran atau malah berubah. Mungkin ada beberapa jenis tumbuhan yang sulit beregenerasi setelah kebakaran, namun ada pula yang lebih mudah dan mendominasi di kemudian hari,” kata Kepala Bagian Tata Usaha TNBTS Septi Eka Wardhani.

Kebakaran di kawasan Bromo memiliki potensi untuk menghancurkan habitat hewan yang tinggal di sana. Beberapa contoh hewan yang tinggal di kawasan tersebut adalah kupu-kupu, elang jawa, kera, dan kucing hutan. Jika kebakaran terjadi, hewan-hewan ini dapat kehilangan tempat tinggal mereka dan mengalami dampak negatif pada populasi mereka. Misalnya, kupu-kupu yang bergantung pada tumbuhan tertentu untuk bertelur dan makanan dapat kehilangan sumber makanan dan tempat bertelur jika tumbuhan tersebut terbakar. Elang jawa, sebagai predator puncak, juga dapat berdampak karena kehilangan mangsa dan tempat berlindung. Oleh karena itu, penting untuk mencegah kebakaran dan melindungi habitat hewan-hewan ini agar mereka dapat terus hidup dan berkembang di kawasan Bromo.

“Itu juga perlu kita antisipasi, apalagi kalau sifatnya invasif, kondisinya kurang baik bagi ekosistem. Dan juga bagi hewan-hewan yang kemarin terbakar, kehilangan habitatnya. Misalnya kupu-kupu, lalu ada beberapa jenis burung, atau mungkin tikus,” kata Septi.

“Namun keanekaragaman yang ada di dalam kawasan taman nasional, walaupun di anggap hanya tikus, namun satwa liar yang tidak di lindungi di dalam kawasan taman nasional pun menjadi terlindungi sehingga kehilangan habitatnya,” tegasnya.

Hilangnya Pendapatan Para Jasa Berkuda Di Bromo

Kemudian kita masuk pada pembahasan mengenai Lanjutan Dari Beberapa Dampak Yang Terdapat Pada Bromo. Semoga kalian bisa simak penjelasan kami sampai habis, dan inilah pembahasan dampak-dampak tersebut:

Hilangnya Pendapatan Para Jasa Berkuda Di Bromo. Selain kemungkinan hilangnya ekosistem, dampak yang sangat nyata juga di rasakan oleh pelaku wisata di kawasan TNBTS. Misalnya saja Karyo Wahyudi yang setiap hari menawarkan jasa berkuda kepada wisatawan di kawasan ini. Ia menyebutkan dampak kebakaran sudah terjadi selama sebulan dan terpaksa berhenti total menawarkan jasanya.

“Tidak ada turis yang datang ke sini, hanya orang yang mengumpulkan rumput atau ada kepentingan tertentu. Mulai ramai lagi, sudah sekitar satu bulan ramai,” kata Karyo.

Pria asal Lumajang ini biasanya membawa empat ekor kuda sekaligus saat Bromo sedang ramai. Namun ketika Bromo terbakar, ia harus berhenti mengabdi dan mengalihkan fokusnya ke pertanian. “Kalau apinya masih tutup, itu karena rumput hijaunya tidak ada. Terus saya juga ke sini tidak ke kebun, sudah sebulan. Ekonomi berhenti, mobil jeep dan kuda semua berhenti, tidak datang ke sini. Berkebun, datang ke sini ambil rumput saja. Sangat berpengaruh terhadap perekonomian warga,” ujarnya.

Pengalaman serupa juga di akui pengemudi jeep asal Pasuruan, Tommy Romansyah. Ia bahkan mengaku tidak menerima penghasilan apa pun selama lebih dari sebulan.

“Kalau di lihat dampaknya, seluruh pemangku kepentingan pariwisata di sini terdampak, terutama pengemudi jeep, pemilik kuda, penjual bakso, pedagang kaki lima, penjual buah-buahan seperti durian, semuanya terdampak karena tidak ada pendapatan sama sekali. Sudah sekitar satu bulan. dan dua hari,” ujarnya.

Di jelaskannya, pasca kebakaran Bromo, layanan pengemudi jeep yang di berikannya mengalami penurunan hingga setengahnya bahkan lebih. “Kalau biasanya seminggu sekali, bisa empat atau tiga, lalu setelah kebakaran, sekarang biasanya seminggu sekali, kadang dua kali,” ujarnya.

Gunung Bromo Mengakibatkan Kerugian Sebesar Rp 89,7 Miliar

Nah, kita sudah memasuki pada pembahasan akhir Dari Beberapa Dampak Yang Terdapat Pada Bromo. Jadi kalian harus tetap simak penjelasan kami ya teman-teman?, agar kalian bisa lebih tahu mengenai hal tersebut:

Kerugian Nasional Miliaran

Kebakaran di Bromo tidak hanya merugikan individu, tetapi juga berdampak pada kerugian negara yang mencapai Rp 89,7 miliar. Kejadian ini menyoroti dampak ekonomi yang serius, dengan pelaku usaha dan pemerintah harus menghadapi tantangan pemulihan. Misalnya, sektor pariwisata di daerah tersebut mungkin mengalami penurunan signifikan karena kerusakan lingkungan. Pemahaman mendalam tentang konsep ini penting bagi mahasiswa untuk menyadari betapa bencana alam dapat memberikan dampak ekonomi yang luas, memerlukan tindakan mitigasi dan rekonstruksi yang efektif.

Penutupan selama 13 hari di Gunung Bromo Mengakibatkan Kerugian Sebesar Rp 89,7 Miliar. Dalam konteks ini, kerugian tersebut merujuk pada kehilangan pendapatan yang di hasilkan dari sektor pariwisata di sekitar Gunung Bromo. Selama periode penutupan, tidak ada kunjungan wisatawan yang dapat menghasilkan pendapatan dari tiket masuk, penginapan, makanan, dan berbagai kegiatan wisata lainnya. Dalam industri pariwisata, destinasi wisata seperti Gunung Bromo berperan penting dalam mendukung perekonomian lokal dan nasional. Penutupan yang berkepanjangan dapat berdampak negatif pada pendapatan pelaku usaha di sekitar kawasan tersebut, termasuk pengusaha hotel, restoran, penyedia jasa transportasi, dan pedagang lokal.

Selain itu, kerugian juga dapat di rasakan oleh pemerintah daerah dan negara. Pemerintah daerah biasanya mendapatkan pendapatan dari pajak pariwisata dan retribusi yang di peroleh dari kunjungan wisatawan. Kerugian ini dapat mempengaruhi anggaran pemerintah daerah dan menghambat pembangunan serta pengembangan infrastruktur di wilayah tersebut. Dalam hal ini, kerugian sebesar Rp 89,7 miliar yang di sebutkan oleh Di rektur Kajian Strategis Kemenparekraf mencerminkan dampak ekonomi negatif yang di akibatkan oleh penutupan Gunung Bromo selama 13 hari. Dan itulah pembahasan kami mengenai Panorama Bromo.

Back To Top
Exit mobile version