
Militer Terkuat Di ASEAN! Indonesia Tembus Peringkat 13 Dunia!
Militer Terkuat Di ASEAN! Indonesia Tembus Peringkat 13 Dunia!
Militer Terkuat Di Kawasan Asia Tenggara (ASEAN) Kini Negeri Indonesia Naik Ke Posisi 13 Dunia Dari Sebelumnya Peringkat 15. Pencapaian ini menegaskan bahwa kekuatan militer Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan, baik dari sisi personel, teknologi, hingga anggaran pertahanan. Global Firepower (GFP), lembaga analisis militer internasional yang di kenal luas, menilai kekuatan militer berdasarkan lebih dari 60 indikator. Ini termasuk jumlah personel aktif, armada tempur, kekuatan udara dan laut, logistik, hingga kapabilitas industri pertahanan.
Untuk Indonesia, beberapa faktor utama yang mendorong kenaikan peringkat antara lain:
Modernisasi Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) yang konsisten dalam lima tahun terakhir.
Anggaran pertahanan yang meningkat, mencapai lebih dari Rp135 triliun pada tahun 2025.
Kemandirian industri militer, dengan BUMN seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT DI terus memproduksi alat tempur dalam negeri.
Kekuatan personel aktif yang masih menjadi salah satu terbesar di kawasan Asia Tenggara, di tambah komponen cadangan dan sukarelawan yang siap dikerahkan.
Peningkatan kerja sama pertahanan internasional, termasuk latihan bersama dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Australia.
Dominasi di ASEAN: Siapa Saja yang Tersaingi?
Dengan peringkat 13 dunia, Indonesia menyalip negara-negara ASEAN lainnya. Berikut adalah peringkat kekuatan Militer beberapa negara tetangga berdasarkan laporan GFP 2025:
Indonesia (Peringkat 13)
Vietnam (Peringkat 19)
Thailand (Peringkat 24)
Malaysia (Peringkat 38)
Filipina (Peringkat 51)
Singapura (Peringkat 53)
Keunggulan Indonesia tidak hanya dari sisi kuantitas, tetapi juga mulai menyentuh kualitas. Beberapa alutsista baru seperti jet tempur Rafale, kapal selam Scorpène, dan rudal pertahanan jarak menengah telah mulai masuk dalam daftar pengadaan Militer.
Bangga Jadi Warga Negara Indonesia
Kabar bahwa Indonesia dinobatkan sebagai negara dengan kekuatan militer terkuat di ASEAN dan berhasil menembus peringkat 13 dunia langsung menjadi perbincangan hangat di media sosial. Para warganet Indonesia menyambut berita ini dengan beragam respons, mulai dari kebanggaan, apresiasi, hingga sejumlah kritik dan harapan.
Dominasi Rasa Bangga dan Nasionalisme
Mayoritas komentar di media sosial, seperti Twitter (X), Instagram, dan TikTok, di penuhi dengan rasa bangga. Banyak netizen menyebut pencapaian ini sebagai bukti bahwa Indonesia tidak bisa di pandang sebelah mata dalam kancah pertahanan global.
“Bangga Jadi Warga Negara Indonesia! Ternyata militer kita nggak kalah saing sama negara besar,” tulis seorang pengguna X.
“Sudah saatnya Indonesia unjuk gigi di level global, bukan cuma di ekonomi tapi juga pertahanan,” komentar akun lain di Instagram.
Tidak sedikit pula yang membagikan ulang berita tersebut dengan tagar seperti #BanggaIndonesia, #MiliterRI, dan #IndonesiaKuat yang sempat menjadi tren di jagat maya.
Harapan akan Kemandirian dan Pemerataan
Namun, di balik euforia tersebut, sejumlah warganet menyuarakan harapan agar kekuatan militer Indonesia tidak hanya fokus pada pengadaan alutsista modern, tetapi juga merata dalam di stribusinya di berbagai wilayah. “Aku sih setuju kita punya militer kuat. Tapi jangan lupa juga masih banyak pos TNI di perbatasan yang butuh fasilitas lebih baik,” tulis seorang netizen di kolom komentar berita. Ada pula dorongan agar Indonesia semakin mandiri dalam industri pertahanan. “Kalau bisa, ke depan jangan terlalu banyak impor. Bikin sendiri senjatanya, tank-nya, bahkan pesawatnya! Kita pasti bisa,” kata pengguna lain di forum Reddit Indonesia. Beberapa warganet menyuarakan keprihatinan agar peningkatan anggaran pertahanan tidak mengorbankan sektor-sektor lain seperti pendidikan dan kesehatan.
Prabowo Membawa Visi Yang Tegas Dan Strategis Dalam Membangun Postur Militer Indonesia
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menunjukkan komitmen yang kuat dalam memperkuat sektor pertahanan dan keamanan nasional. Sebagai mantan Menteri Pertahanan dan jenderal purnawirawan, Prabowo Membawa Visi Yang Tegas Dan Strategis Dalam Membangun Postur Militer Indonesia yang modern, tangguh, dan mandiri. Sejak menjabat sebagai Presiden, Prabowo menegaskan bahwa pertahanan negara adalah fondasi utama kedaulatan nasional. Dalam berbagai pidatonya, ia menekankan bahwa Indonesia tidak boleh bergantung pada kekuatan asing dalam menjaga wilayahnya yang luas, baik darat, laut, maupun udara. Oleh karena itu, salah satu fokus utama pemerintahannya adalah modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia militer.
Prabowo juga mengedepankan kemandirian industri pertahanan nasional. Ia mendorong penguatan BUMN strategis seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia agar mampu memproduksi alutsista berkualitas tinggi secara mandiri. Selain itu, ia aktif menjalin kerja sama dengan negara-negara sahabat yang mendukung transfer teknologi, bukan sekadar pembelian senjata.
Kebijakan ini di lihat dalam rencana pengadaan jet tempur Rafale, kapal selam Scorpène, dan kendaraan tempur buatan dalam negeri. Tak hanya itu, Prabowo juga mengusulkan pendirian Komando Cadangan Strategis Nasional sebagai bagian dari visi pertahanan yang terintegrasi dengan potensi rakyat.
Di sisi keamanan dalam negeri, Prabowo mendorong sinergi antara TNI dan Polri dalam menjaga stabilitas nasional, menghadapi ancaman siber, serta memitigasi konflik horizontal. Ia juga menekankan pentingnya intelijen yang kuat dan profesional, guna menghadapi tantangan geopolitik kawasan yang semakin kompleks, termasuk potensi konflik di Laut Natuna Utara dan ancaman non-konvensional seperti terorisme dan penyelundupan. Dalam anggaran negara, sektor pertahanan tetap mendapat perhatian besar.
Indonesia Menegaskan Eksistensinya Sebagai Kekuatan Regional Yang Tak Bisa Di Abaikan
Peringkat ke-13 dunia dalam laporan Global Firepower Index 2025 bukan sekadar angka simbolik bagi Indonesia. Posisi ini menandai peningkatan signifikan dalam postur militer Indonesia dan memiliki arti strategis di mata komunitas internasional. Dengan pencapaian ini, Indonesia Menegaskan Eksistensinya Sebagai Kekuatan Regional Yang Tak Bisa Di Abaikan, sekaligus mengirim sinyal kuat tentang kesiapannya menjaga kedaulatan dan stabilitas kawasan.
Pertama, peringkat 13 dunia menempatkan Indonesia di antara kekuatan militer utama secara global, sejajar dengan negara-negara besar seperti Israel, Iran, dan Turki. Ini membuka peluang baru bagi Indonesia untuk di libatkan dalam forum-forum pertahanan internasional dan kerja sama strategis dengan kekuatan militer mapan. Dalam di plomasi global, posisi militer yang kuat kerap berbanding lurus dengan daya tawar politik dan ekonomi.
Kedua, peringkat ini memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin di kawasan Asia Tenggara. Di tengah di namika geopolitik Indo-Pasifik yang semakin kompleks terutama dengan meningkatnya ketegangan antara negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok Indonesia tampil sebagai aktor penyeimbang yang kredibel. Negara-negara ASEAN dan mitra strategis kini memandang Indonesia sebagai jangkar stabilitas di kawasan.
Ketiga, secara internal, peringkat ini memperkuat kepercayaan diri nasional. Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa ia tidak hanya memiliki kekayaan sumber daya. Dan jumlah penduduk besar, tetapi juga kemampuan pertahanan yang modern dan terorganisir. Ini memberi pengaruh positif terhadap semangat nasionalisme, serta memperkuat keyakinan rakyat terhadap kemampuan negara dalam menjaga keamanan dan kedaulatan. Keempat, posisi ini juga membuka peluang ekonomi, terutama dalam sektor industri pertahanan. Negara-negara yang memiliki kekuatan militer besar cenderung menjadi pemain penting dalam perdagangan senjata dan teknologi militer Militer.