
Juve Tundukkan Parma 2 Gol Telak Tanpa Balas Di Allianz Stadium
Juve Tundukkan Parma 2 Gol Telak Tanpa Balas Di Allianz Stadium
Juve Membuka Langkah Mereka Di Serie A Musim 2025/26 Dengan Penuh Percaya Diri Setelah Menundukkan Parma Dengan Skor 2-0. Kemenangan ini terasa istimewa karena hadirnya debut manis dari penyerang baru, Jonathan David, yang langsung mencetak gol penting dalam laga perdananya bersama Bianconeri.
Sejak awal pertandingan, Juventus tampil dominan dengan menekan lini pertahanan Parma. Igor Tudor, pelatih anyar Juve, menurunkan formasi menyerang yang mengandalkan trio Kenan Yildiz, Jonathan David, dan Dusan Vlahović di lini depan. Parma sempat memberikan perlawanan melalui serangan balik cepat, namun solidnya pertahanan yang di galang Gleison Bremer membuat gawang Wojciech Szczęsny tetap aman di babak pertama.
Gol yang di tunggu publik tuan rumah akhirnya hadir di menit ke-59. Kenan Yildiz, yang tampil gemilang sepanjang laga, mengirimkan umpan matang ke Jonathan David. Striker asal Kanada itu dengan tenang menuntaskannya menjadi gol, sekaligus membuka rekening golnya di Serie A. Selebrasi David di sambut meriah para Juventini yang hadir di stadion, menandai awal yang sempurna bagi kariernya di Turin.
Parma berusaha bangkit setelah tertinggal, namun justru Juventus yang semakin berbahaya. Menit ke-84, Yildiz kembali mencatat assist setelah umpan silangnya berhasil dimaksimalkan oleh Dusan Vlahović. Gol ini mengunci kemenangan Juve sekaligus membuktikan ketajaman duet barunya di lini serang.
Meski sempat kehilangan Andrea Cambiaso yang di ganjar kartu merah di menit ke-83, Juventus tetap mampu menjaga kendali permainan hingga peluit akhir. Pertahanan disiplin dan penampilan solid Bremer menjadi faktor penting dalam menjaga keunggulan dua gol tanpa balas. Namun, kemenangan Juve sedikit ternodai oleh insiden tak pantas berupa pelecehan rasial yang di terima gelandang Weston McKennie saat melakukan pemanasan.
Di Media Sosial, Nama Jonathan David Langsung Menjadi Trending
Kemenangan Juventus atas Parma di laga pembuka Serie A 2025/26 tak hanya menjadi kabar baik bagi klub, tetapi juga di sambut hangat oleh para penggemar. Banyak Juventini yang menilai laga tersebut sebagai awal yang menjanjikan, khususnya karena penampilan impresif dari rekrutan anyar Jonathan David. Di Media Sosial, Nama Jonathan David Langsung Menjadi Trending di Italia maupun Kanada. Para fans mengaku puas karena striker baru itu mampu menjawab ekspektasi dengan mencetak gol di laga debutnya. Banyak yang membandingkan gaya mainnya dengan penyerang-penyerang legendaris Juve terdahulu yang selalu tajam dan cepat beradaptasi. “Inilah tipe striker yang kita butuhkan. David langsung nyetel dengan tim,” tulis seorang fans di platform X.
Selain itu, banyak Juventini memuji koneksi antara David dengan Kenan Yildiz. Dua pemain muda tersebut di anggap sebagai pasangan yang bisa membawa warna baru di lini serang Bianconeri. Umpan Yildiz yang berbuah gol David di anggap sebagai gambaran harmoni yang bisa menjadi senjata utama Juve sepanjang musim ini. Fans menilai kombinasi keduanya mampu mengurangi ketergantungan tim pada Dusan Vlahović semata.
Meski begitu, bukan hanya soal debut David yang menjadi sorotan. Para pendukung juga mengapresiasi penampilan solid Gleison Bremer di lini belakang. Mereka menilai kemenangan 2-0 ini memperlihatkan keseimbangan antara serangan dan pertahanan yang selama beberapa musim terakhir kerap hilang. Namun, di tengah euforia kemenangan, fans juga menunjukkan rasa kecewa atas insiden rasial yang di alami Weston McKennie. Banyak yang menyuarakan dukungan untuk sang gelandang Amerika Serikat, sekaligus menuntut federasi dan klub untuk bertindak tegas terhadap pelaku. Hal ini menunjukkan bahwa suporter Juventus tidak hanya bangga pada hasil di lapangan.
Kemenangan Juve Atas Parma Pada Laga Pembuka Serie A 2025/26 Bukanlah Hasil Kebetulan
Kemenangan Juve Atas Parma Pada Laga Pembuka Serie A 2025/26 Bukanlah Hasil Kebetulan. Di balik skor 2-0 di Allianz Stadium, tersimpan strategi matang yang di terapkan pelatih Igor Tudor. Dengan racikan taktiknya, Juventus mampu tampil dominan, efisien, dan menunjukkan identitas baru yang segar di awal musim.
Tudor menurunkan Juventus dengan formasi dasar 3-4-2-1, di mana Dusan Vlahović menjadi ujung tombak, di dukung Jonathan David dan Kenan Yildiz yang bergerak lebih dinamis di belakangnya. Formasi ini memberi keleluasaan bagi David untuk menusuk dari lini kedua, sementara Yildiz lebih berperan sebagai kreator serangan. Skema ini terbukti efektif ketika Yildiz mampu mengirim dua assist, masing-masing untuk David dan Vlahović.
Juventus tampil agresif sejak menit awal dengan pressing tinggi untuk menekan build-up Parma. Ketika kehilangan bola, mereka segera melakukan transisi cepat untuk merebutnya kembali. Gaya ini membuat Parma kesulitan mengembangkan permainan dan lebih banyak mengandalkan umpan panjang yang mudah di antisipasi oleh Bremer dan Gatti di lini belakang.
Dalam strategi Tudor, Yildiz menjadi kunci kreativitas. Pemain muda asal Turki itu di beri kebebasan bergerak di antara lini tengah dan depan, menghubungkan serangan dari kedua sisi sayap. Dua assist yang ia ciptakan menjadi bukti bahwa Juventus kini memiliki playmaker natural yang mampu membuka pertahanan lawan dengan visi bermain cemerlang.
Di lini pertahanan, Gleison Bremer tampil sebagai pemimpin. Ia beberapa kali melakukan intersep penting yang menggagalkan peluang Parma. Strategi bertahan Juventus bukan hanya soal garis belakang, tetapi juga melibatkan dua gelandang tengah, Manuel Locatelli dan Adrien Rabiot, yang berfungsi sebagai filter pertama di depan bek. Salah satu perbedaan mencolok Juventus musim ini adalah efisiensi mereka dalam memanfaatkan peluang. Hanya dengan beberapa tembakan tepat sasaran, Juve berhasil mencetak dua gol.
Sorotan Publik Mungkin Tertuju Pada Gol Debut Jonathan David Dan Ketajaman Dusan Vlahović
Di balik kemenangan 2-0 Juventus atas Parma, Sorotan Publik Mungkin Tertuju Pada Gol Debut Jonathan David Dan Ketajaman Dusan Vlahović. Namun, ada satu aspek lain yang tak kalah penting: kokohnya pertahanan Juventus yang di komandoi oleh Gleison Bremer. Bek asal Brasil itu tampil sebagai pilar utama di lini belakang, menghadirkan rasa aman setiap kali Parma mencoba membangun serangan. Dengan positioning yang tepat dan intersep yang presisi, Bremer berhasil memutus beberapa ancaman berbahaya sebelum berkembang menjadi peluang emas. Dalam satu momen krusial, ia bahkan melakukan blok penting yang mencegah Parma menyamakan kedudukan di pertengahan babak kedua.
Peran Bremer tak hanya sebatas sebagai penghenti serangan lawan. Ia juga menjadi pemimpin yang mengatur garis pertahanan Juventus. Komunikasinya dengan dua bek lain membuat formasi tiga bek tetap rapat, meskipun Parma mencoba menyerang melalui umpan-umpan di rect dan pergerakan cepat dari sisi sayap. Ketenangan Bremer dalam mengantisipasi bola-bola panjang menunjukkan kualitas kelas dunia yang kini semakin matang.
Selain itu, kontribusinya dalam build-up juga patut di apresiasi. Dengan tenang, ia kerap menjadi titik awal distribusi bola dari belakang, memastikan Juventus tidak hanya bertahan tetapi juga bisa mengalirkan serangan dengan rapi. Karakter ini membuatnya berbeda dari sekadar bek bertahan klasik; Bremer adalah bek modern yang memahami peran ganda: bertahan solid sekaligus mendukung fase transisi menyerang Juve.
