Provinsi Sulawesi Selatan Kaya Akan Sejarah Yang Panjang

Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Selatan Kaya Akan Sejarah Yang Panjang

Provinsi Sulawesi Selatan Sejarah Berdirinya Diawali Oleh Perjalanan Panjang Dari Masa Pra-Kolonial Hingga Proses Pembentukan Provinsi Modern. Sebelum kedatangan penjajah Eropa, wilayah Sulawesi Selatan telah di huni oleh beragam kelompok etnis, seperti Bugis, Makassar, Toraja, dan lainnya. Maka masyarakat di wilayah ini hidup sebagai pedagang, pelaut, dan petani, dengan pengaruh besar dari budaya dan tradisi lokal. Pada abad ke-17, Belanda mulai mengukuhkan kekuasaannya di wilayah Sulawesi Selatan. Pada tahun 1667, dengan penandatanganan Perjanjian Bongaya, Bugis mengakui kedaulatan Belanda di wilayah ini. Dan penjajahan Belanda membawa perubahan signifikan dalam struktur pemerintahan dan ekonomi daerah.

Pada masa kolonial, Provinsi Sulawesi Selatan menjadi bagian dari Hindia Belanda. Wilayah ini di kenal dengan sebutan Celebes, sebuah nama yang di gunakan oleh penjajah Eropa. Dan sistem pemerintahan kolonial Belanda memberikan dampak pada perkembangan ekonomi, politik, dan sosial di Sulawesi Selatan. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Sulawesi Selatan menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada awalnya, wilayah ini termasuk dalam Provinsi Sulawesi. Namun, seiring perkembangan, terjadi pemekaran provinsi untuk meningkatkan pelayanan dan pengembangan di daerah-daerah tertentu. Pada tanggal 24 Juli 1950, Provinsi Sulawesi Selatan resmi di mekarkan dari Provinsi Sulawesi. Keputusan tersebut diambil melalui Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1950. Pembentukan provinsi ini di latarbelakangi oleh keinginan untuk meningkatkan pemerataan pembangunan di berbagai wilayah di Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, Provinsi Sulawesi Selatan mengalami pemekaran dengan pembentukan kabupaten dan kota-kota otonom di dalamnya. Proses ini bertujuan untuk memberdayakan daerah-daerah di Sulawesi Selatan agar dapat mengelola pemerintahan dan pembangunan secara lebih mandiri. Dan Provinsi Sulawesi Selatan mengalami perkembangan ekonomi dan sosial yang pesat. Pertumbuhan sektor industri, pertanian. Dan perdagangan menjadi faktor penting dalam mengangkat kesejahteraan masyarakat.

Fort Rotterdam Adalah Peninggalan Bersejarah Dari Masa Penjajahan Belanda

Provinsi Sulawesi Selatan, terutama dengan ibu kotanya di Makassar, menawarkan berbagai destinasi pariwisata yang memikat. Berikut adalah beberapa objek pariwisata yang dapat Anda kunjungi di Sulawesi Selatan:

Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung: Terkenal sebagai “The Kingdom of Butterflies” (Kerajaan Kupu-kupu). Merupakan taman nasional ini menawarkan keindahan alam, air terjun, dan batu kapur yang spektakuler. Bantimurung juga menjadi tempat pengamatan kupu-kupu yang melimpah.

Fort Rotterdam: Fort Rotterdam Adalah Peninggalan Bersejarah Dari Masa Penjajahan Belanda. Benteng ini menggabungkan arsitektur Eropa dan local. Dan kini berfungsi sebagai museum yang memamerkan artefak sejarah dan budaya.

Taman Nasional Takabonerate: Takabonerate adalah taman nasional laut terbesar di Indonesia dan di kenal sebagai surga bagi penyelam. Maka keindahan bawah lautnya yang memukau membuatnya menjadi destinasi yang sangat di 1cari bagi para penyelam.

Pantai Losari: Pantai Losari adalah salah satu ikon Makassar yang terkenal dengan jalan setapaknya yang indah di sepanjang pantai. Maka pantai ini populer untuk bersantai, menikmati matahari terbenam, dan mencicipi kuliner khas Makassar.

Pulau Kayangan: Pulau ini terletak di sekitar Kota Makassar dan di kenal karena keindahan pasir putihnya dan air laut yang jernih. Maka pulau Khayangan menawarkan suasana pantai yang tenang dan indah.

Kete Kesu: Kete Kesu adalah desa tradisional Toraja yang terkenal dengan rumah adat Tongkonan dan patung-patung khasnya. Maka desa ini menjadi destinasi wisata budaya yang menarik bagi pengunjung yang ingin mengetahui lebih banyak tentang kehidupan tradisional Toraja.

Danau Tempe: Danau Tempe adalah danau terbesar kedua di Sulawesi Selatan. Terletak di Kabupaten Wajo. Dan danau ini di kelilingi oleh pemukiman nelayan dan menjadi tempat yang menarik untuk menikmati kehidupan dan kebudayaan nelayan.

Pulau Selayar: Pulau Selayar, terletak di sebelah selatan Sulawesi, menawarkan pantai-pantai yang indah, terumbu karang, dan kehidupan laut yang menarik. Dan pulau ini juga menjadi destinasi populer untuk kegiatan menyelam.

Lompoa Adalah Istilah Bagi Kerajaan Bugis Di Provinsi Sulawesi Selatan

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan daerah yang kaya akan keanekaragaman budaya. Berbagai suku dan etnis tinggal di wilayah ini, masing-masing membawa warisan budaya dan tradisi yang unik. Beberapa keanekaragaman budaya yang dapat di temui di Sulawesi Selatan meliputi:

Suku Bugis:

Tradisi Lompoa: Lompoa Adalah Istilah Bagi Kerajaan Bugis Di Provinsi Sulawesi Selatan. Maka tradisi Lompoa mencakup adat istiadat, upacara pernikahan, dan berbagai ritus kehidupan sehari-hari.

Rumah Adat Bugis (Tongkonan): Tongkonan adalah rumah tradisional suku Bugis yang memiliki arsitektur khas dengan atap melengkung dan ukiran-ukiran artistik.

Suku Makassar:

Pallawa: Pallawa adalah sistem tulisan lontara yang di gunakan oleh suku Makassar. Dan sistem tulisan ini telah menjadi bagian penting dari warisan budaya dan tradisi sastra di Sulawesi Selatan.

Upacara Tabot: Upacara ini terkait dengan tradisi Islam dan di adakan selama bulan Muharram. Maka Tabot adalah tiruan makam Imam Husain yang di buat dari kertas dan biasanya di arak dalam prosesi.

Suku Toraja:

Rambu Solo: Rambu Solo adalah upacara pemakaman tradisional suku Toraja. Ini merupakan salah satu upacara kematian yang paling rumit dan memakan waktu di dunia, melibatkan berbagai kegiatan ritual dan pesta adat.

Rumah Adat Toraja (Tongkonan): Tongkonan Toraja memiliki bentuk dan arsitektur yang khas. Rumah ini juga di hiasi dengan ukiran dan relief yang menceritakan sejarah dan kepercayaan suku Toraja.

Suku Mandar:

Pantun Mandar: Seni sastra lisan seperti pantun Mandar masih di jaga dan di wariskan dari generasi ke generasi. Dan pantun ini sering di gunakan dalam acara-acara adat dan upacara resmi.

Rambu Solo Adalah Salah Satu Upacara Pemakaman Terkenal Di Dunia

Rumah Adat Mandar (Ere Kori): Rumah adat Mandar, yang di sebut Ere Kori, memiliki bentuk unik. Dengan atap pelana dan dinding yang di hiasi ukiran-ukiran tangan.

Suku Toraja di Sulawesi Selatan, Indonesia, memiliki sejumlah fakta menarik dan unik yang mencirikan budaya dan tradisi mereka. Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Suku Toraja:

Upacara Pemakaman Rambu Solo:

Rambu Solo Adalah Salah Satu Upacara Pemakaman Terkenal Di Dunia. Prosesi pemakaman ini melibatkan berbagai ritual, seperti penyembelihan kerbau, tarian, dan pemakaman di dalam batu nisan yang di pahat dengan indah.

Tongkonan, Rumah Adat Khas:

Rumah adat suku Toraja di sebut “Tongkonan” yang memiliki atap melengkung khas. Tongkonan di hiasi dengan ukiran dan relief yang menceritakan sejarah, kepercayaan, dan mitos suku Toraja.

Bentuk Nisan Batu yang Unik:

Nisan batu di Tana Toraja memiliki bentuk yang sangat khas, sering kali menyerupai kapal perahu atau rumah tradisional Toraja. Dan setiap bentuk memiliki makna simbolis dan menggambarkan status sosial dan agama orang yang meninggal.

Prosesi Pemindahan Mayat:

Sebelum pemakaman, mayat yang meninggal dapat di simpan di dalam rumah keluarga untuk periode tertentu sebelum di adakan upacara pemakaman. Selama periode ini, keluarga melakukan ritual dan tarian sebagai bentuk penghormatan.

Rumah Pohon untuk Bayi Mati Sebelum Gigi Tumbuh:

Dalam tradisi Toraja, jika seorang bayi meninggal sebelum tumbuh gigi, mayatnya di tempatkan di dalam pohon kelapa yang di keruk menjadi “rumah” kecil. Maka hal ini di anggap sebagai bentuk perlindungan roh bayi Provinsi Sulawesi Selatan.

Back To Top