Kadaver Di UNPRI Medan Di Peroleh Secara Legal
Kadaver Di UNPRI Medan Di Peroleh Secara Legal

Kadaver Di UNPRI Medan Di Peroleh Secara Legal

Kadaver Di UNPRI Medan Di Peroleh Secara Legal

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Kadaver Di UNPRI Medan Di Peroleh Secara Legal
Kadaver Di UNPRI Medan Di Peroleh Secara Legal

Kadaver Di UNPRI Medan Di Peroleh Secara Legal Dan Sudah Ada Di Universitas Prima Indonesia Sejak Tahun 2008. Kapolda atau Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara, yaitu bapak Irjen Pol Agung Imam Setya Effendi memberitahu, bahwa lima jenazah praktik anatomi atau Kadaver milik mahasiswa fakultas kedokteran di kampus Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan, Sumatera Utara, di dapatkan secara legal atau resmi.

Bapak Agung memberitahu, lima Kadaver itu di pakai sebagai keperluan untuk praktik mahasiswa kedokteran. “Kami akan menyelidiki, tapi hasil yang kami dapatkan itu adalah kadaver yang di dapatkan secara legal, kemudian di pakai untuk pembelajaran kedokteran,” kata bapak Agung saat di Mapolda Sumut, bapak Agung mengatakan, kadaver tersebut telah ada di Fakultas Kedokteran Unpri Medan sejak tahun 2008. Maka dari itu, bapak Agung menghimbau agar masyarakat tidak salah paham menanggapi persoalan itu. “Hal ini digaris bawahi untuk sarana proses belajar di Fakultas Kedokteran UNPRI. Penyelidikan masih berjalan, keputusannya akan di beri tahu. Kita lihat bagaimana SOP-nya,” katanya.

Sebelumnya viral berita mengenai penemuan lima kadaver ini, awalnya dari video yangn viral menunjukkan kotak besar berwarna biru yang isinya di duga berisi dua mayat. Perekam video tersebut mengatakan mayat itu ia temukan di lantai ke sembilan di salah satu gedung fakultas di Unpri Medan. Video itupu langsung viral pada hari Selasa tanggal 12/12/2023. Polrestabes Medan langsung pergi ke UNPRI untuk melakukan penggeledahan, penggeledahan pun di lakukan di lantai 9 dan 15 gedung UNPRI. Hasilnya, di dapatkanlah lima mayat di lantai 15 gedung tersebut. Pihak kampus dan staff UNPRI mengatakan bahwa lima mayat itu adalah kadaver yang di dapatkan secara legal.

Apa Itu Kadaver

Kadaver atau mayat yang di awetkan adalah jasad tubuh manusia yang sudah mati. Kadaver di pakai oleh mahasiswa kedokteran, ilmuan, dan dokter lain untuk mempelajari anatomi tubuh manusia, mengidentifikasi lokasi sebuah penyakit, mencari tau penyebab kematian pada manusia tersebut, dan juga menyelidiki jaringan untuk memperbaiki cacat pada manusia yang masih hidup. Mahasiswa di sekolah kedokteran mempelajari dan membedah jasad sebagai bagian dari proses pendidikan mereka. Pihak lain yang mempelajari jasad adalah mahasiswa seni dan arkeolog. Selain itu, kadaver bisa di gunakan dalam mengembangkan evaluasi instrumen bedah.

Istilah mayat di pakai di pengadilan (dan, pada tingkat lebih rendah, juga oleh media seperti surat kabar) untuk merujuk pada mayat, serta oleh tim pemulihan yang mencari mayat dalam bencana alam. Kata tersebut berasal dari kata Latin cadere (“jatuh”). Istilah itu termasuk cadaverous (menyerupai mayat) dan cadaveric spasm (kejang otot yang menyebabkan mayat bergerak atau tersentak). Cangkok mayat (juga disebut “cangkok postmortem”) adalah pencangkokan jaringan dari mayat ke manusia hidup untuk memperbaiki cacat. Kadaver dapat di amati tahapan pembusukannya, sehingga membantu untuk menentukan berapa lama jasad tersebut telah mati. Jasad manusia telah di pakai dalam seni untuk menggambarkan tubuh manusia dalam lukisan dan gambar dengan lebih detail dan akurat.

Sejarah penggunaan kadaver tersebut penuh dengan kontroversi, kemajuan ilmu pengetahuan, dan penemuan-penemuan baru. Semuanya di mulai ketika saat abad ke-3 Yunani kuno. Ada dua dokter bernama Erasistratus dari Ceos dan Herophilus dari Chalcedon. Mereka mempraktikkan pembedahan jasad di Alexsandria, dan ini merupakan sebuah sarana pembelajaran anatomi yang detail. Setelah kedua dokter ini meninggal, popularitas pembedahan anatomi kadaver menurun hingga tidak di gunakan sama sekali. Pembedahan jasad tidak di pakai kembali hingga abad ke-12 dan menjadi semakin populer pada abad ke-17 dan terus di pakai sejak saat itu.

Pengakuan Dosen UNPRI

Pengakuan Dosen UNPRI Medan mata kuliah Anatomi Bapak Ali Napiah Nasution, memaparkan telah terjadinya kesalahpahaman dalam video viral penemuan mayat di Kampus Unpri Medan. Pak Ali mengatakan, mayat yang di temukan itu adalah sebuah kadaver. Dalam siaran video di chanel youtube kampus UNPRI Medan, pak Ali menegaskan bahwa kadaver tersebut berada di lab Anatomi fakultas kedokteran UNPRI yang di gunakan sebagai sarana belajar pratikum mahasiswa kedokteran sejak tahun 2008.

Pak Ali mengatakan kemarin pada hari Selasa, sekitar pukul tiga sore, atas permintaan dari pihak kepolisian, ia mendampingi pihak kepolisian dari Polda SUMUT dan juga di sertai tim lab forensik Polda SUMUT untuk melakukan pemeriksaan terhadap kadaver di Lab Anatomi Fakultas Kedokteran Unpri. Kemudian, mereka mengecek lima mayat yang di keluarkan dari bak kadaver laboratorium anatomi UNPRI Medan. Lalu, kadaver atau mayat tersebut di sejajarkan di meja anatomi di lab UNPRI. Setelah di lakukan pemeriksaan, lima kadaver tersebutpun langsung di kembalikkan ke dalam bak laboratorium Anatomi. Pak Ali menghimbau, bahwa adanya kadaver di lab anatomi fakuktas kedokteran di perguruan tinggi mana pun itu harusnya tidak perlu di permasalahkan, karena kadaver tersebut di dapatkan secara legal. Pak Ali meyakini di setiap laboratorium anatomi kampus-kampus kedokteran, pasti mempunyai kadaver untuk bahan praktikum mahasiswa mempelajari anatomi tubuh manusia dan mahasiswa calon dokter.

Tanggapan Wakil Dekan Kedokteran UNPRI

Banyak media memberitakan di temukannya mayat di kampus Unpri Medan. Pemberitaan penemuan mayat inipun menjadi sorotan masyarakat karena banyaknya kejadian penemuan mayat korban pembunuhan di berbagai daerah di Indonesia. Di sisi lain, Wakil Dekan Kedokteran UNPRI, Bapak Kolonel Susanto, sangat kecewa dengan tindakan yang di lakukan oknum polisi. Harusnya pihak polisi melakukan kordinasi lebih dulu dengan pihak UNPRI sebelum mengatakan bahwa kadaver tersebut adalah mayat kasus pembunuhan. Wakil Dekan meminta bantuan Kapolda Sumut untuk menangkap oknum yang sudah bertindak semena-mena di kampus Unpri. Karena kejadian penemuan kadaver ini telah membuat nama baik kampus Unpri menjadi tercoreng. Wakil Dekan Unpri mengatakan jika terjadi sebuah kasus pembunuhan di lingkungan UNPRI, maka ini menjadi sebuah pertanyaan besar, mengenai di mana kejadian pembunuhan tersebut, kemudian siapa yang melaporkan, siapa yang menjadi korbannya, siapa pelaku pembunuhannya dan apakah ada di temukan alat bukti dan saksi di tempat. 

Dalam Praktik Medis

Saat ini, Dalam Praktik Medis, kadaver di gunakan dalam menemukan pengobatan dan pembedahan untuk menambah pengetahuan tentang anatomi tubuh manusia. Ahli bedah telah membedah dan memeriksa kadaver sebelum melakukan prosedur bedah pada pasien yang masih hidup. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan penyimpangan dalam area bedah yang di butuhkan. Prosedur pembedahan jenis baru dapat menimbulkan banyak hambatan dalam prosedur tersebut dan dapat di hilangkan melalui pengetahuan sebelumnya dari pembedahan jasad. kadaver tidak hanya memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kedokteran dan dokter tentang berbagai fungsi tubuh manusia, namun juga memberikan berbagai penyebab kerusakan pada tubuh manusia. Otopsi sederhana terhadap mayat dapat membantu menentukan asal mula penyakit atau kelainan mematikan. Otopsi juga dapat memberikan informasi tentang efektivitas obat atau prosedur tertentu pada mayat dan bagaimana manusia merespons cedera tertentu pada tubuh mereka, hal ini di lakukan lebih dulu pada Kadaver

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait