Bagaimana Olahraga Membentuk Karakter Bangsa?

Bagaimana Olahraga Membentuk Karakter Bangsa?
Bagaimana Olahraga Membentuk Karakter Bangsa?
Bagaimana Olahraga Membentuk Karakter Bangsa?

Bagaimana Olahraga Dari tingkat Kelurahan Hingga Dunia, Kompetisi Ini Menjadi Persaingan Bagi Semua Bangsa Untuk Bisa Berprestasi. Olahraga dapat menjadi salah satu alat yang akurat untuk membentuk karakter suatu bangsa. Selain membuat kita lebih sehat baik jasmani maupun rohani, olahraga juga dapat membuat kita dapat berpikir lebih jernih dan menumbuhkan produktivitas sehingga bangsa kita akan menjadi bangsa dengan kualitas SDM yang unggul. Sehingga dapat membentuk karakter yang bagus dan kuat. 

Olahraga dapat meningkatkan produktivitas masyarakat, memperkokoh jiwa patriotisme dan nasionalisme, serta sebagai instrumen penting pendidikan karakter. Hal ini di karenakan, olahraga mengajarkan kita untuk harus hidup bersosialisasi dengan orang lain, adil, sportif, dan tidak boleh ada diskriminasi apapun bentuknya. Jadi, tidak ada di skriminasi di olahraga melainkan adanya sportivitas. Yang berlatih lebih keras dan lebih baik akan mendapatkan hasil yang baik, begitu juga sebaliknya.  Akan tetapi, masih banyak masyarakat kita yang berolahraga hanya untuk kegiatan rutin dan kesehatan, bukan menjadikan olahraga sebagai kegiatan untuk berprestasi. Kalau kita bandingkan dengan Malaysia dan Singapura, keikutsertaan masyarakat untuk berolahraga sudah 50 persen.

Dengan menjadikan olahraga sebagai prestasi, tentu mental seseorang akan dilatih memiliki karakter pejuang dan pemersatu bangsa. Meskipun terdapat perbedaan agama, politik, cara pandang, dan dalam kehidupan berbangsa di negeri ini, tetapi karakter yang di perlu dilatih juga adalah bagaimana seseorang tidak mudah melakukan kekerasan, menebar kebencian, melakukan permusuham, perseteruan sehingga dapat menjadikan kehidupan menjadi kehilangan sikap saling menghargai dan kebaikan semesta. Mari kita bahas Bagaimana Olahraga membentuk karakter bangsa

Olahraga, Pemersatu Bangsa

Sejak sebelum Indonesia Merdeka, olahraga sudah menjadi alat pemersatu bangsa. PON pertama kali di laksanakan sebelum kemerdekaan. Walaupun saat itu masih kepulauan nusantara. Dalam kompetisi olahraga di lakukan secara berjenjang dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan tingkat nasional. Orang Jakarta yang ribut-ribut soal politik, ketika Persija main lawan Persib bisa Bersatu mendukung Persija. Contoh lain Negara yang sedang berperang, ketika tim sepak bolanya bertanding, mereka bisa menghentikan perangnya dan menonton pertandingan itu. Olahraga, Pemersatu Bangsa bisa menjadi alat pemersatu dan perdamaian. Korea Utara dan Korea Selatan di kala olimpiade Musim Dingin bisa menyatukan timnya dalam satu tim. Itu artinya olahraga dapat menyatukan bangsa yang bercerai berai dan bahkan dalam kondisi berperang. Hal ini sesuai dengan karakter bangsa yang salah satunya adalah menjaga perdamaian dunia.

Ketika Indonesia menjadi bagian dari Asian Games, tentu akan di persiapkan kontingen yang Tangguh. Tanpa melihat latar belakang politik dan agama. Atlet, pemain dan petarung yang telah terlatih dan terpilih harus siap berlomba, bertanding di gelanggang keberanian tanpa kesombongan. Tak ada rasa takut dan rendah diri kepada siapa pun. Tetapi juga harus tetap siaga dan waspada. Dan tentu saja semua itu harus tetap di lakukan secara baik, benar, jujur dan sportif. 

Olahraga membentuk karakter bangsa karena dengan olahraga akan menjadikan diri kita bangga dalam sisi bangsa jika mempunyai prestasi. Dalam jumlah penduduk kita nomor satu pada tingkat Asia Tenggara, bahkan jumlah penduduk kita nomor lima dalam tingkat dunia. Demikian pula dengan kekayaan alam kita berada di atas mereka tetapi ekonomi malah di bawah mereka. Ini bukan karena kita salah mengelola, tetapi karena SDM kita yang memang belum memiliki kapasitas yang baik dan mampu bersaing. 

Sepak Bola, Permainan dan Hiburan

Kita semua tahu, sepak bola adalah salah satu cabang olahraga yang banyak di gemari oleh masyarakat. Karakter seseorang juga dapat di bentuk dari olahraga sepak bola, sebab hal ini di lakukan bukan hanya sendirian melainkan bersama tim. Sehingga seseorang di latih bermain bukan hanya bermodal ngotot, keras, lari kencang dan pintar mengocek bola. Karakter yang harus di miliki pemain sepak bola adalah kesabaran, operan yang baik, teknik mengolah bola, ketenangan dan kemenangan. Sepak bola bukan sekadar permainan dan pertandingan karena melibatkan emosi dan psikis. 

Olahraga Sepak Bola, Permainan dan Hiburan bisa menyatukan berbagai latar belakang ideologi agama dan aliran politik. Dalam sepak bola ada nilai-nilai kemanusiaan, tetapi ada juga kejahatan. Sehingga perlu memiliki nilai kejujuran dan integritas yang harus di latih. Mengajarkan anak-anak bermain sepak bola dapat membuat anak belajar percaya diri, kerja sama tim, menghargai dan menentukan tujuan. Dengan rasa percaya diri yang mereka punya, mereka bisa memahami serta meyakini seluruh potensinya supaya dapat di pergunakan didalam menghadapi penyesuaian dan beradaptasi dengan lingkungannya. Olahraga Membentu Karakter Bangsa dengan cara di bentuk dan dilatih. Dalam olahraga sepak bola, akrakter yang di hasilkan di harapkan seseorang dapat mimiliki sikap yang optimis, sportif, inisiatif dan juga kreatif. 

Bagaimana Olahraga Tingkat Partisipasi Masyarakat

Berdasarkan data dari Sport Development Index Tahun 2022, angka Tingkat Partisipasi Masyarakat Indonesia menunjukkan angka sebesar 30,93 persen. Sementara Kemenpora mengatakan tahun 2045 Indonesia di targetkan mencapai angka 70 persen partisipasi masyarakat berolahraga yang harus di upayakan dapat tercapai. Sedangkan pada tahun 2023 ini, di targetkan mencapai 37 persen.

Mari kita uraikan, bagaimana konsekuensi dalam hal karakter orang yang tidak berolahraga. Maka orang tersebut tidak menanamkan nilai-nilai sportivitas, tidak berolahraga sejak kecil juga akan berdampak pada kesehatannya. Akibatnya, kualitas bangsa kita kurang bersaing dengan bangsa lain yang sudah cukup baik partisipasi olahraganya. 

Kurangnya minat olahraga pada masyarakat akan menurunkan nilai kesehatan bangsa. Sehingga mengakibatkan daya saing bangsa juga cenderung menurun. Di tingkat Asia Tenggara kita berada di bawah untuk competitiveness, padahal dalam hal kekayaan alam, kita jauh lebih banyak di banding dengan bangsa lain. Partisipasi olahraga yang rendah menyebabkan kondisi kesehatan bangsa terganggu. Bagaimana akan bersaing dan bekerja dengan baik, kalau kondisi kesehatannya terganggu. 

Dampak Buruk dari Kurangnya Partisipasi Masyarakat Terhadap Olahraga

Akibat kesehatan yang buruk menyebabkan anggaran pemerintah untuk menutupi subsidi baik BPJS ataupun asuransi kesehatan menjadi meningkat. Kalau masyarakat partisipasi olahraganya lebih besar, pasti subsidi untuk rumah sakit menurun karena banyak masyarakat yang sehat. Sehingga anggaran akan bisa digunakan untuk kegiatan pembangunan yang lain, seperti Pendidikan dan ekonomi masyarakat. Dampaknya ternyata bisa mempengaruhi berbagai bidang. Meskipun faktor ini bukanlah satu-satunya. Dampak Buruk dari Kurangnya Partisipasi Masyarakat Terhadap Olahraga.

Selain itu, tingkat emosional dan kesehatan mental juga berpengaruh jika masyarakat kurang berolahraga. Untuk itu mari mulai dari hal kecil, mulailah rutin meski bukan untuk prestasi tetapi seminimalnya adalah untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh kita. Karena jiwa akan sehat jika tubuh kita sehat.

Ada banyak cabang olahraga yang bisa dipilih dan di tekuni, tidak harus ahli di semua cabang. Namun hal itu perlu di kenalkan, di latih dan di tekuni ketika ingin berprestasi. Sehatnya dapat, prestasinya juga dapat. Bahkan Pendidikan karakter pun terlatih disitu. Seseorang tidak harus ahli dalam akademis, tetapi juga bisa di bidangnya. Tidak harus jadi ilmuwan atau sastrawan, tetapi juga bisa menjadi atlet olahraga yang berprestasi dan mengharumkan nama bangsa, Bagaimana Olahraga?.

Back To Top