ADHD Merupakan Gangguan Neurobiologis

ADHD Merupakan Gangguan Neurobiologis
ADHD Merupakan Gangguan Neurobiologis
ADHD Merupakan Gangguan Neurobiologis

ADHD Yang Merupakan Singkatan Dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder Belakangan Ini Menjadi Perbincangan Hangat Di Kalangan Publik. Hal ini lantaran adik ipar Vanessa Angel yang kerab di sapa Fuji menyampaikan bahwa dirinya mengidap ADHD. Fujianti Utami, atau yang akrab disapa Fuji, dengan terbuka menyampaikan bahwa dirinya telah di diagnosis menderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sejak tahun 2022. Fuji mengungkapkan bahwa gejala ADHD yang ia alami melibatkan kecerobohan, kesulitan berkonsentrasi, dan perubahan energi yang signifikan.

Dalam pengakuannya, Fuji menceritakan pengalaman sehari-harinya, di mana ia sering menabrak saat berjalan, sering lupa saat meletakkan barang. Dan mengalami peningkatan aktivitas setelah mengonsumsi coklat namun malamnya kesulitan tidur dan merasakan kelelahan yang luar biasa. Fuji menyadari bahwa ADHD-nya juga berhubungan dengan konsumsi gula berlebihan, yang dapat memperburuk gejala hiperaktifnya.

Dengan kesadaran akan dampak gula pada kondisi mentalnya, Fuji kini mengambil langkah proaktif dengan membatasi konsumsi gula harian. Ia menyakini bahwa tindakan tersebut menjadi suatu kebutuhan untuk mengurangi dampak penyakit mental yang sedang di hadapinya.

Meskipun menghadapi tantangan kesehatan mental, Fuji menunjukkan sikap positif. Ia menolak untuk terlalu membebani dirinya dengan kondisi ini. Dan malah melihatnya sebagai sumber kekreatifan. Menurutnya, gangguan mental membantunya terus berpikir kreatif dan tidak terlalu mempedulikan komentar negatif orang lain karena kecenderungannya untuk lupa. Dan ia menganggapnya sebagai berkah dalam hidupnya. Ia mengambil perspektif yang optimis dan mencoba memanfaatkan potensi kreatif yang di milikinya, menjadikan perjalanan hidupnya dengan ADHD sebagai bagian dari keunikan yang membuatnya lebih kuat dan kreatif.

Meskipun begitu, Attention Deficit Hyperactivity Disorder masih terdengar asing bagi sebagian orang. Gangguan ini belum sepenuhnya di kenal secara luas di masyarakat, dan tingkat pemahaman tentang ADHD masih terbatas. Fenomena ini menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran dan pemahaman publik terhadap gangguan ini agar dapat memberikan dukungan yang lebih baik kepada individu yang mengalami gangguan ini.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan neurobiologis yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk memperhatikan, mengendalikan impuls, dan mengelola tingkat energi. Gangguan ini dapat mempengaruhi individu di berbagai usia, mulai dari masa anak-anak hingga masa dewasa. Dan umumnya muncul pada masa kanak-kanak, dan gejalanya dapat berlanjut hingga dewasa.

Pengenalan Attention Deficit Hyperactivity Disorder sebagai gangguan mental terjadi pada abad ke-20. Pada awalnya, gangguan ini disebut sebagai “Minimal Brain Dysfunction” atau “Hyperkinetic Reaction of Childhood”. Pada tahun 1980, American Psychiatric Association (APA) menyebutnya sebagai Attention Deficit Disorder (ADD) dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-III). Dan kemudian di perluas menjadi ADHD dalam revisi DSM-IV.

Peningkatan kesadaran dan penelitian lebih lanjut seiring waktu telah membantu mengidentifikasi ADHD sebagai gangguan neurobiologis. Gangguan ini melibatkan faktor-faktor seperti predisposisi genetik, perubahan neurokimia dalam otak, dan pengaruh faktor lingkungan. Dengan perkembangan di bidang neurosains dan psikiatri, pemahaman tentang sifat dan dampak Attention Deficit Hyperactivity Disorder terus berkembang, membuka pintu untuk pendekatan yang lebih terarah dalam diagnosis dan penanganannya.

Penetapan kriteria diagnosis yang lebih jelas, terutama dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), telah menjadi tonggak penting dalam upaya mengidentifikasi dan memahami ADHD secara lebih akurat.

Meskipun kemajuan signifikan telah dicapai dalam pemahaman dan diagnosis gangguan ini, masih terdapat stigma yang melingkupinya, dan pemahaman yang kurang di masyarakat umum. Hal ini dapat menghambat individu yang menghadapinya mendapatkan dukungan. Oleh karena itu, upaya pendidikan dan kesadaran terus menjadi kunci dalam melawan stigma dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi individu dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder.

Tipe Utama

Attention Deficit Hyperactivity Disorder, memiliki tiga Tipe Utama yang mencerminkan variasi gejala yang di alami individu.

Tipe Tidak Terfokus
ADHD tipe tidak terfokus di tandai oleh kesulitan individu dalam mempertahankan perhatian pada tugas atau aktivitas tertentu. Mereka cenderung mudah teralihkan oleh stimulus eksternal. Dan sering kali lupa melakukan pekerjaan atau tugas yang seharusnya di selesaikan. Dampak dari tipe ini melibatkan menurunnya produktivitas, kesulitan menyelesaikan tugas yang memerlukan fokus, dan potensi pengaruh negatif terhadap performa akademis atau pekerjaan.

ADHD Tipe Hiperaktif-Impulsif
Pada ADHD tipe hiperaktif-impulsif, individu menunjukkan tingkat hiperaktivitas yang tinggi dan kesulitan mengendalikan impuls. Gejala mencakup sulit untuk duduk diam atau sering bergerak-gerak. Serta bicara terlalu banyak tanpa berpikir terlebih dahulu, dan kesulitan menunggu giliran. Dampak dari tipe ini mencakup kesulitan berinteraksi sosial karena tingkat hiperaktivitas yang tinggi. Selain itu juga resiko konflik interpersonal karena kesulitan mengendalikan impuls, dan tantangan dalam menjaga hubungan interpersonal yang stabil.

Tipe Campuran
ADHD tipe campuran melibatkan kombinasi gejala tidak terfokus dan hiperaktif-impulsif. Individu dengan tipe ini mengalami kompleksitas dan variasi dampak, termasuk kesulitan fokus dan hiperaktivitas bersamaan. Tantangan yang di hadapi mencakup kesulitan ganda dalam mengelola tugas dan hubungan interpersonal. Dengan adanya kombinasi gejala, individu ini dapat mengalami dampak yang lebih kompleks dan terdiversifikasi di bandingkan dengan tipe Attention Deficit Hyperactivity Disorder lainnya.

Dalam semua tipe Attention Deficit Hyperactivity Disorder, dampak yang muncul dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk pendidikan, hubungan sosial, pekerjaan, dan kesehatan mental. Pemahaman mendalam terhadap setiap tipe menjadi kunci dalam menyusun strategi pengelolaan yang efektif dan memberikan dukungan yang sesuai. Dengan pendekatan yang holistik dan pemahaman yang mendalam terhadap tipe-tipe gangguan ini, individu dapat mengatasi tantangan yang di hadapi dan memaksimalkan potensi mereka dalam berbagai aspek kehidupan.

Bersifat Kronis

Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah gangguan neurobiologis yang cenderung Bersifat Kronis, artinya dapat berlanjut sepanjang hidup individu. Meskipun demikian, konsep “sembuh” dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder seringkali kurang tepat di gunakan. Namun, lebih umumnya, penderitanya belajar mengelola gejalanya sepanjang hidup mereka.

Tidak Ada Sembuh Total
Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan ADHD sepenuhnya. Gangguan ini bersifat kronis dan dapat tetap ada sepanjang kehidupan seseorang. Namun, banyak individu dengan gangguan kesehatan ini belajar mengelola gejala mereka dengan efektif melalui berbagai strategi dan pendekatan.

Pengelolaan dan Bantuan
Hal ini melibatkan kombinasi pendekatan, termasuk terapi perilaku, terapi kognitif, dan, dalam beberapa kasus, pengobatan. Terapi perilaku dapat membantu individu mengembangkan keterampilan pengelolaan waktu, meningkatkan fokus, dan mengatasi impulsivitas. Dengan Terapi kognitif dapat membantu individu memahami dan mengubah pola pikir atau perilaku tertentu.

Peran Pengobatan
Dalam beberapa kasus, pengobatan seperti stimulan atau obat non-stimulan dapat di resepkan oleh profesional kesehatan mental untuk membantu mengelola gejalanya. Meskipun obat-obatan dapat membantu secara signifikan, pengelolaan ADHD yang efektif seringkali melibatkan kombinasi terapi perilaku, dukungan psikososial, dan dukungan dari lingkungan. Dukungan dari keluarga, teman, dan masyarakat sangat penting untuk membantu individu dengan ADHD berhasil mengelola gejalanya.

Meskipun tidak ada “sembuh” total dari ADHD, banyak individu dapat mencapai tingkat fungsi yang baik dengan pengelolaan yang tepat dan dukungan yang memadai. Penting untuk mengadopsi pendekatan holistik yang melibatkan berbagai jenis intervensi untuk membantu individu dengan ADHD mengoptimalkan potensi dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Gangguan ADHD bukanlah hal yang jarang terjadi, namun stigma dan kurangnya edukasi seringkali membuatnya tidak mendapatkan perhatian yang seharusnya. Oleh karena itu, mendekatkan pengetahuan tentang ADHD kepada masyarakat dapat membuka pintu untuk pengertian yang lebih baik, mengurangi stigma, dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi mereka yang hidup dengan ADHD.

Back To Top